Sedikitnya 16 perempuan telah terdaftar sebagai calon kepala daerah di Jawa Tengah dalam Pilkada 2020. Sebanyak 10 perempuan menjadi calon bupati/wali kota, enam lainnya calon wakil bupati/wali kota.
Benarkah ini bukti kemajuan demokrasi kita yang semakin memberi ruang kepada perempuan untuk tampil di lapangan politik? Ataukah ini sekadar strategi untuk meraih dukungan pemilih?
Kehadiran kandidat perempuan dalam pertarungan politik membuat kontestasi menarik. Tetapi pantas untuk dicatat, posisi perempuan dalam arena pilkada ini bukanlah pemanis atau sekadar pemikat. Dalam sudut pandang Ketua Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah, Yulianto Sudrajat, kontestasi pilkada itu bahkan tidak lagi bicara soal laki-laki dan perempuan. ‘’Baik laki-laki maupun perempuan memiliki peluang yang sama. Mereka setara!’’tandas dia.
Menurut Yulianto Sudrajat para kandidat perempuan tersebut adalah calon pemimpin yang sebelum diusulkan oleh partai politik sudah melalui proses seleksi yang sangat ketat. ‘’Jadi calon-calon kepala daerah perempuan itu bukan pelengkap. Mereka bertarung dalam posisi setara dengan kandidat laki-laki. Jadi mereka memiliki peluang yang sama!’’ tandas komisioner asal Sukoharjo itu.
Para calon perempuan tersebut, lanjut dia, benar-benar berkualitas dan siap bertarung. Partai politik tentu sudah mempertimbangkan dengan sangat matang kualitas calon yang diusung. ‘’Setiap calon yang sudah didaftarkan partai politik, sudah melalui penilaian ketat. Pastinya pimpinan partai politik dalam mengusulkan calon kepala daerah itu memilih kader politik terbaiknya,’’jelas dia. Yulianto Sudrajat gembira melihat banyak perempuan yang turut serta dalam dunia politik yang keras itu.