• img_title
Tutup Pencarian
    • img_title
    • HOME

    • News

      • Nasional

      • Mancanegara

      • Ekonomi dan Bisnis

      • Liputan Khusus

      • Lurah Hebat

      • Beranda Ulama

      • Opini

      • Pilkada

      • Parlemen

    • Bola

      • Indonesia

      • Inggris

      • Italia

      • Jerman

      • Spanyol

      • UEFA

      • Bola Dunia

    • Sport

      • Balap

      • Raket

      • Cabang Olahraga

      • motogp

      • formula 1

    • Otomotif

      • Mobil

      • Motor

    • Entertainment

      • Selebrita

      • Musik

      • Film

      • Seni dan Sastra

      • Event

    • Gaya Hidup

      • Kesehatan

      • Travel

      • Parenting

      • kuliner

      • Religi

      • Gadget dan Elektronik

      • Klub dan Komunitas

    • Regional

      • Semarang

      • Pantura

      • Solo

      • Banyumas

      • Muria

      • Kedu

    • E-PAPER

    • SMTV

    • Indeks

  • img_title
    Share :
    • News

    • Opini

    • Detail

    • Bebaskan Orang Muda dari Paham Radikal

      Oleh Bambang Soesatyo
    • Sabtu, 3 April 2021 | 00:07 WIB
    • Penulis:
      • Red

    ”Beberapa penelitian mengungkap bahwa sejumlah kampus sudah terpapar paham radikal. Pada 2018, Badan Intelijen Negara (BIN) juga mengungkap bahwa dari 100 rumah ibadah milik kementerian/lembaga serta BUMN, 41 rumah ibadah sudah terpapar paham radikal”

    AKSI orang muda dalam peristiwa bom bunuh diri di gerbang Katedral Makassar dan serangan di Mabes Polri Jakarta mengingatkan lagi tentang kewajiban, tugas, dan fungsi negara, orang tua dan komunitas pendidik untuk melindungi anak serta remaja dari semua kemungkinan terpapar paham radikal. Ketika para penyesat berpenetrasi mencekoki paham radikal kepada anak dan remaja, negara dan semua komunitas seharusnya bergerak lebih cepat menangkal, dan melindungi generasi muda. Tidak sedikit orang tua ataupun pemerhati terhenyak ketika menerima fakta bahwa dua aksi yang berujung pada kematian para pelaku itu dilakoni orang muda dalam kelompok usia generasi milenial. Lahir tahun 1995, penyerang Mabes Polri, ZA, serta bomber Makassar, pasangan L-YSF, masih dalam periode usia produktif. Mereka, dengan penuh kesadaran, tidak ingin meraih kehidupan hari esok yang lebih baik di dunia ini, karena tujuan hidup dan pola pikir mereka telah dijungkirbalikkan oleh para penyesat. Mereka memilih mengakhiri hidup untuk alasan yang tidak bisa dipahami oleh akal sehat orang kebanyakan. Namun, kendati tidak mengenal mereka secara personal, jutaan orang prihatin atas pilihan jalan hidup ketiga orang muda itu.

    Pilihan jalan hidup ZAdan LYSF memberi gambaran tentang sebuah dinamika yang sangat kontras jika diperbandingkan dengan komunitas orang muda lain yang seusia dengan ketiganya. Ketika puluhan juta orang muda bergegas untuk beradaptasi dengan perubahan zaman yang ditandai oleh proses transformasi digital saat ini, ketiganya memilih jalan yang berbeda. Pertanyaan yang patut dikemukakan adalah mengapa ketiganya sampai pada pilihan itu? Dan, masih ada berapa banyak lagi rekan ketiganya yang juga punya pilihan sama? ZAdan pasangan L-YSF patut menjadi contoh kasus tentang sekumpulan orang muda yang belum mendapatkan perlindungan maksimal dari negara, dari institusi agama, dan dari sistem pendidikan. Karena tak terlindungi, ketiganya sejak remaja sudah masuk perangkap penyesat yang mencekoki mereka dengan paham dan pandangan radikal, termasuk pandangan yang membenarkan aksi bunuh diri untuk mencelakai orang lain yang tak bersalah. Kalau sekarang ini disinyalir tidak sedikit orang muda Indonesia yang sepaham dengan pilihan hidup ZA dan L-YSF, ini pun menjadi bukti kegagalan negara menangkal sepak terjang para penyesat yang muncul dan berbicara di hadapan banyak orang dengan label atau identitas guru agama ataupun pendakwah. Sejumlah kalangan menggambarkan betapa para penyesat telah melakukan penetrasi hingga ke pelosok negeri. Di banyak forum keagamaan, para penyesat ini gencar menjungkirbalikkan akal sehat orang muda dengan pandangan dan paham radikal, membangun kebencian kepada siapa saja yang berbeda, dan terus menebar rasa permusuhan, termasuk dorongan untuk memusuhi negara dan bangsanya sendiri. Dan, yang memprihatinkan, penetrasi para penyesat ini bukan gejala atau kecenderungan baru, melainkan fakta yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Bahkan, tak jarang sangat terbuka sehingga sering diviralkan oleh warga-net. Menghadapi kecenderungan seperti itu, negara berkesan pasif atau minimalis. Respons dari institusi agama pun amat minim. Institusi pendidikan juga terlihat tak bisa berbuat banyak untuk melindungi orang-orang muda dari paham radikal. Akibatnya, memang sangat memprihatinkan. Kini, sebagian besar masyarakat hanya bisa kecewa pada sejumlah fakta yang tak terbantahkan. Sebab, sepak terjang para penyesat itu telah berbuah dan bertebaran di banyak tempat atau titik strategis. Beberapa penelitian mengungkap bahwa sejumlah kampus sudah terpapar paham radikal. Pada 2018, Badan Intelijen Negara ( B I N ) juga mengungkap bahwa dari 100 rumah ibadah milik kementerian/lembaga serta BUMN, 41 rumah ibadah sudah terpapar paham radikal. Data BIN diperkuat oleh temuan GPAnsor tentang kecenderungan yang sama.

    • Sebelumnya
    • Selanjutnya
    • 1
    • 2
    • 3
      • #Paham Radikal

    Share :

    Berita Lainnya

    • img_title

      Opini

      19 April 2021 , 00:40 WIB

      Tidak Mudik Berbuah Berkah

      KARENA kehendak baik semua elemen masyarakat untuk tidak mudik, biarlah puasa Ramadan hingga libur merayakan Idul Fitri tahun 2021 ini menjadi berkah yang akan mempercepat berakhirnya krisis kesehatan di dalam negeri akibat pandemi Covid-19.

    • img_title

      Opini

      19 April 2021 , 00:30 WIB

      Menjaga Marwah Ilmu

      MEMAHAMI dalam kitab Ta’limul Muta’alim , ada nasihat yang cukup menarik dan perlu kita renungkan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Salah satu nasihat adalah bahwa orang yang berilmu harus dapat menjaga marwah ilmu yang dimiliki. Yakni, bersifat kasih sayang, dapat memberi nasihat, dan tidak iri terhadap apa pun. Bukan sebaliknya . Bagi orang yang berilmu dan tidak dapat merawat dan menjaga ilmunya hanya akan merusak untuk dirinya dan tidak bermanfaat bagi orang lain.

    • img_title

      Opini

      19 April 2021 , 00:20 WIB

      Pendidikan Pancasila Perlu Dieksplisitkan

      Kontroversi itu bernama PP Standar Nasional Pendidikan. Di Pasal 40 Ayat 2 PP No 57 Tahun 2021 termaktub kalimat: Kurikulum pendididikan dasar dan menengah wajib memuat sepuluh mata pelajaran. Mata pelajaran itu adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Keterampilan/Kejuruan, dan Muatan Lokal. Pendidikan Pancasila dan pelajaran Bahasa Indonosia tak tercantum secara eksplisit.

    • img_title

      Opini

      19 April 2021 , 00:00 WIB

      Harapan bagi Awal Ekonomi Pulih

      Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan masih negatif. Kemungkinan baru pada kuartal kedua angka positif bisa didapat. Basis perhitungan yang rendah - tahun lalu kuartal kedua menjadi awal perekonomian anjlok ñ dianggap menjadi modal berarti bagi bagi peningkatan pertumbuhan. Di Tiongkok, basis yang rendah telah membuat peningkatan pertumbuhan ekonomi terasa luar biasa. Namun, negeri itu sebenarnya juga memiliki fondasi yang kuat untuk melaju.

    • img_title

      Opini

      17 April 2021 , 00:17 WIB

      Perihal Kunci Sukses (2)

      Perihal Kunci Sukses (2)

  • Pilihan Redaksi

    • img_title

      Nasional

      Desakan Revisi Standar Pendidikan Menguat

    • img_title

      Nasional

      Target Vaksinasi Dipangkas

    • img_title

      Nasional

      Berkontribusi Besar dalam Penyebaran Ilmu Qiraah

    • img_title

      Opini

      Tidak Mudik Berbuah Berkah

    • img_title

      Opini

      Menjaga Marwah Ilmu

    Topik Terkini

    • satgascovid19
    • ekonomi
    • dpr
    • vaksinasi
    • banjir

    E-Paper

    • image_title

      Baca Selengkapnya >>

    Stay Connected

    • 1,03 M
    • 343 K
    • 5,4 K
    • 1,5 K

    Terpopuler

    • img_title

      Opini

      Tidak Mudik Berbuah Berkah

    • img_title

      Nasional

      Desakan Revisi Standar Pendidikan Menguat

    • img_title

      Nasional

      Target Vaksinasi Dipangkas

    • img_title

      Nasional

      Berkontribusi Besar dalam Penyebaran Ilmu Qiraah

    img_title

    img_title

    Berita

    18 April 2021 , 04:00 WIB

    Gerakan Santri Menulis, Ajak Santri Melawan Hoax

    Regional

    • img_title

      Banyumas

      Dianggap Wanprestasi, Pengusaha Ritel Digugat Mitra Bisnisnya

    • img_title

      Pantura

      Putri Bupati Brebes Nyaris Dibegal, Mobil Dikuntit Hingga Masuk Mapolres

    • img_title

      Semarang

      Sumber Berita Terpercaya Meminimalisir Terjadinya Hoaks

    • img_title

      Semarang

      Dua Alumni SDIT Harapan Bunda Jadi Ilustrator Buku Australia

    • img_title

      Semarang

      Majukan Ekonomi Warga, Grebeg Ramadan Salatiga di Kauman Kidul

    • img_title

      Semarang

      Polsek Gagalkan Bentrok Dua Kelompok Remaja

    • img_title

      Semarang

      Bak Mutiara, Santri Semakin Bernilai Jika Miliki Ilmu Jurnalistik

    • img_title

      Semarang

      Hendi Puji Peran MUI Dalam Mewujudkan Kondusifitas Kota Semarang

Ikuti kami di:
  • Peta Situs
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Info Karir

SUARAMERDEKA.com

©2019
| All Right Reserved
A Group Member of VIVAnetworks
  • Jagodangdut
  • 100kpj
  • Intipseleb
  • Viva
  • Vlix
  • Sahijab
  • Suaramerdeka
  • TvOne
  • Onepride
  • Oneprix