JAKARTA, suaramerdeka.com – Publik kini masih memperbincangkan efikasi vaksin Covid-19 Sinovac hasil uji klinis di Bandung yang disebut BPOM 65,3 persen. Perbincangan semakin heboh ketika Brasil merevisi efikasi Sinovac hasil uji klinis di negara itu dari semula 78 persen menurun menjadi 50 persen. Publik meragukan apakah vaksin Sinovac efektif untuk menekan kasus Covid-19 di Tanah Air.
Epidemiolog UGM, Bayu Satria menilai vaksin Sinovac termasuk jenis vaksin yang paling bagus tingkat keamanannya. “Masih cukup bagus karena masih memberikan perlindungan dua kali lipat atau lebih dan ditunjang juga hasil efikasi sementara di Indonesia sekitar 65 persen. Pemilihan vaksin yang paling utama adalah keamanannya, baru efikasi dan Sinovac ini termasuk paling bagus keamanannya,” katanya.
Bayu mengingatkan efektivitas vaksin tidak berdiri sendiri mengingat vaksin tidak mampu melindungi 100 persen. Bagaimana pun tetap menjaga protokol dengan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) menjadi kunci utama untuk menekan penyebaran dan penularan virus Covid-19. “Protokol kesehatan tetap perlu karena perlindungan oleh vaksin tidak 100 persen. Namun, paling tidak mereka yang sudah divaksin risikonya sangat rendah untuk terkena Covid-19 parah,” kata Bayu.