Menurut Basarah, Kepolisian Republik Indonesia harus segera bergerak menuntaskan kasus ini agar masyarakat tenang. Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini khawatir, jika kasus ini dibiarkan berlarut-larut, isu dan sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) akan digulirkan menjadi isu liar oleh orang-orang tak bertanggungjawab.
“Jika benar peristiwa ini dilakukan oleh teroris, ini menjadi bukti bahwa ancaman ekstremisme yang bermuara pada ajaran agama memang nyata dan masih ada. Karena itu, aparat keamanan harus mengusut tuntas kasus ini sampai ke akar-akarnya sehingga akan terungkap dalang beserta motif pelakunya,” tegas Basarah.
Wakil Ketua MPR ini menambahkan, di Republik Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa, kekerasan atas nama apa pun tidak bisa dibenarkan. ‘’Di negara Pancasila, segala persoalan mestinya diselesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kata mufakat, sesuai dengan hukum dan peraturan peundang-undangan yang berlaku, bukan dengan jalan kekerasaan. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, tapi malah justru menimbulkan masalah baru,” ujarnya.
Basarah menyatakan dirinya sependapat dengan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Gomar Gultom, yang meminta aparat keamanan menuntaskan kasus ini secara cepat dan transparan agar masyarakat terbebas dari aksi kekerasan. Sebagai pimpinan MPR RI, dia juga mendengar pernyataan duka dari Manajer Regional International Christian Concern (ICC) untuk Asia Tenggara, Gina Goh, yang menyatakan bahwa pembunuhan itu tidak masuk akal dan tidak dapat ditoleransi di sebuah negara yang membanggakan 'Pancasila' sebagai ideologi negara yang mempromosikan kerukunan dan toleransi beragama.