Karena pemikiran itu akhirnya MPR bertekad mendorong lahirnya kembali GBHN. "Yang mungkin saja nanti kita ubah namanya menjadi pokok-pokok haluan negara yang menjadi bintang pengarah bangsa ini di dalam lompatan 50-100 tahun yang akan datang," ujarnya.
Sejumlah negara lainnya seperti Singapura, China, dan negara-negara besar, katanya, punya pokok-pokok haluannya sendiri yang akan jadi pedoman bahkan sampai seratus tahun mendatang. Indonesia kini belum memiliki hal itu.
Dalam beberapa waktu ini, dia berpendapat, Indonesia harus sadar dan mengejar ketertinggalan. Indonesia memiliki waktu sedikitnya 25 tahun untuk mencapai ulang tahun emasnya. Namun target itu harus jelas arahnya sehingga diperlukan pokok-pokok haluan negara.