JAKARTA, suaramerdeka.com - Pemerintah daerah diingatkan untuk bekerja ekstrakeras mengantisipasi La Nina yang turut memicu curah hujan tinggi.
Terlebih, bencana alam berupa banjir, longsor, dan puting beliung mengancam di tengah bencana nonalam, pandemi Covid-19. Ada banyak hal yang menjadi pekerjaan berat pemerintah daerah yang berhadapan langsung dengan dampak bencana.
Selain mematangkan mitigasi bencana pada tahap pencegahan, juga perlu persiapan matang jika terpaksa memindahkan warga ke tempat pengungsian.
Termasuk, penerapan protokol kesehatan di tempat pengungsian. Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) pun mendorong semua pemerintah daerah mengenali ancaman bencana di daerah masing-masing. Tujuannya, Pemda bisa merancang strategi penanggulangan bencana akibat cuaca ekstrem.
”Selain peningkatan aktivitas gunung Merapi, rangkaian gempa bumi dan banjir yang melanda beberapa wilayah akhirakhir ini menjadi faktor pengingat bahwa kita semua sedang berada dalam periode dengan potensi gangguan alam ekstrim. Semua Pemda bersama BPBD-nya diminta siaga dan antisipatif,” kata Bamsoet, Senin (2/11/2020). Bamsoet mengamati dan mencatat bencana gempa akhir-akhir ini, seperti gempa 4 magnitudo
Kota Bandung, Minggu (1/11) malam, gempa 6,3 magnitudo di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Beberapa hari sebelumnya juga terjadi bencana serupa, seperti gempa 5,9 magnitudo yang getarannya juga dirasakan warga Jawa Barat dan Jawa Tengah di 17 wilayah.
Pemda DIY Yogyakarta dan Jawa Tengah juga perlu meningkatkan kewaspadaan untuk merespons tingginya aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini.
Bamsoet mengapresiasi langkah antisipasi Pemkab Boyolali terkait kemungkinan meletusnya Gunung Merapi. Dia juga mengingatkan ancaman La Nina pada sejumlah wilayah yang hingga Februari 2021.
Cuaca ekstrem imbas La Nina akan meningkatkan curah hujan yang berpotensi menyebabkan bencana hidrologis, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan puting beliung. ”Selain waspada, latihan penanggulangan dan mitigasi perlu diintensifkan.
Tingkatkan juga kapasitas dengan memeriksa sarana dan prasarana keselamatan, jalur evakuasi dan titik kumpul, termasuk manajemen keselamatan bangunan bertingkat,” imbuhnya.
Dia mendorong semua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk selalu aktif menyimak perkiraan cuaca yang setiap harinya dipublikasikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).