Dijelaskan, setiap tahunnya, perjalanan dinas di lingkungan Pemprov Jabar mencapai Rp 37 miliar. Ditambah pengeluaran untuk keperluan hotel dan pertemuan, total pengeluaran anggaran bisa mencapai Rp 190 miliar.
Menurut Ridwan Kamil, merujuk kepada pengalaman sebelumnya, perjalanan dinas yang dilakukan dengan menggunakan cara manual cenderung lebih banyak meninggalkan celah pemborosan.
Di antaranya kesan pembelian yang asal beli. Harga pun tak dipertimbangkan. Buntutnya, jadi tak efisien. Dengan aplikasi yang ditawarkan itu, kata mantan Walikota Bandung ini, akan terjadi kondisi yang kompetitif terutama layanan 24 jam.