BOGOR, suaramerdeka.com - Derap langkah 44 peserta Pelatihan Pemantapan Magang Jepang Angkatan 36 begitu menghentak masuk ke ruang Agrosinema, Bogor Agro Science Techno Park (BASTP), Badan Litbang Pertanian yang berlokasi di Kawasan Inovasi Teknologi Pertanian (Kawitan), Cimanggu Bogor pada Selasa (2/4) lalu. Penampilan peserta dengan 11 pendamping dari Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP), Kementerian Pertanian ini layaknya para calon tentara, datang berpakaian rapi dan berambut plontos. Tak dikira, ternyata mereka adalah para calon petani milenial, yang umumnya merupakan anak petani yang tersebar di 13 provinsi di Indonesia.
Petani milenial tersebut diantaranya berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua. Selama di Jepang mereka akan ditempatkan di Tokyo (11 bulan), Niigata (8 bulan) dan Gunma (3 tahun). Kehadiran rombongan ini dalam rangka orientasi lapang mengenal teknologi pertanian yang telah dihasilkan Badan Litbang pertanian, agar ketika di Jepang nanti tidak asing lagi dengan teknologi yang telah ada di Indonesia.
Keseharian 44 peserta yang umumnya berusia di kisaran 20-25 ini sudah tak asing dengan dunia pertanian. Sehari-hari, mereka sudah bergelut dengan kegiatan budidaya, pasca panen hingga pemasaran hasil pertanian yang dilakukan oleh orangtua mereka.
"Siap dan tidak malu menjadi anak petani dan bercita-cita menjadi petani," jawab peserta serempak.
Harapan dan mimpi anak-anak muda itu diantara tercermin dari dua peserta yang didapuk maju saat diminta untuk memperkenalkan diri. Yubal, pembelajar muda penuh daya juang dari Papua serta Oktavi Nur Wulandari, satu-satunya peserta wanita dari Lampung. Mereka mengungkapkan setelah pulang dari Jepang nanti segera menerapkan ilmu dan pengalaman yang telah mereka dapatkan selama magang di Jepang di lahan orangtua mereka masing-masing.
Di Agrosinema peserta magang disuguhi berbagai tontonan teknologi pertanian yang telah berkembang di daerah sentra, contohnya Nasa 29 di Jambi dan paket teknologi pengembangan sorgum di NTT. Sebelumnya, rombongan melakukan kunjungan ke Balai Besar Litbang Pasca Panen dan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber daya Genetik Pertanian.
Antusiasme peserta dan pendamping sangat terasa melalui sentuhan pemandu acara penyuluh BBP2TP Dani Medionovianto, SPt dan Humas BBP2TP Dr Nurhayati. Peserta juga mengikuti dengan seksama penjelasan 6 layanan BASTP dan teknologi yang tersedia di Kawitan yang disampaikan oleh peneliti BBP2TP, Didu Wahyudi SP MSi.
Diwakili oleh pendamping Susan Twisawati Indiani SE MM, pihak PPMKP mengatakan sangat impressif terhadap perkembangan teknologi pertanian Indonesia yang dihasilkan anak bangsa di Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. PPMKP berjanji akan menjadikan Kawitan sebagai destinasi orientasi lapang bagi para pesertanya di masa yang akan datang.
Mengakhiri acara, pihak manajemen BBP2TP yang diwakili oleh Kasie Pendayagunaan Hasil Pengkajian (PHP), Elya Nurwullan SP Msi, menyerahkan kenang-kenangan kepada para peserta berupa buku 600 Teknologi Inovatif Badan Litbang Pertanian dan Buku BASTP. Elya menitipkan pesan agar tidak sungkan untuk menghubungi Badan Litbang Pertanian melalui Pusat Penelitian, Balai Penelitian maupun BPTP agar dapat mendampingi kebutuhan teknologi pertanian mereka sekembalinya dari Jepang.