JAKARTA, suaramerdeka.com - Wakil Presiden Indonesia ke-11 Boediono menyebut, untuk pertama kalinya, Indonesia secara sistematis mengarusutamakan Pembangunan Rendah Karbon (PRK) ke dalam perencanaan pembangunan.
"Kemajuan pertumbuhan kita tidak hanya diukur oleh PDB, tetapi juga kelestarian lingkungan, efisiensi sumber daya, dan keadilan sosial. Transformasi ini menggembirakan sekaligus menantang. Keberhasilan PRK sangat bergantung pada keterlibatan dan partisipasi penuh Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk sektor swasta baik di dalam maupun luar negeri, serta masyarakat luas,” jelas Boediono.
PRK juga dinilai dapat menciptakan serangkaian manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pada 2045, kemiskinan ekstrem dapat diturunkan dari 9,8 persen dari total populasi pada 2018 menjadi 4,2 persen. Lebih dari 15,3 juta pekerjaan tambahan yang lebih hijau tercipta dengan pendapatan lebih baik.