JAKARTA, suaramerdeka.com – Akibat semakin melemahnya Rupiah terhadap Dollar, industri makanan dan minuman mulai merasakan dampaknya. Hal tersebut juga disebabkan bahan baku industri ini masih banyak yang impor. Para pelaku industri makanan dan minuman, kini sedang mempertimbangkan berbagai alternatif untuk menghadapi pelemahan rupiah, salah satunya terpaksa menaikkan harga produknya.
“Sekarang kita sedang menghitung pengaruhnya. Kalau saya perkirakan, pengaruhnya pada harga pokok sekira 3 hingga 6 persen. Tergantung dari jenis industri, katagori pangan, dan seberapa besar ketergantungannya terhadap bahan baku impor,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu (7/7).
Industri, lanjut Adhi, selalu melakukan efisiensi. Industri makanan dan minuman khususnya, sedang mengkaji apakah perlu mengganti bahan baku atau bahan kemasan, apakah perlu mengubah ukuran produk yang di jual, dan pertimbangan lainnya, yang membutuhkan waktu yang cukup lama.