"Kami tidak memiliki akses ke desa-desa itu, kami tidak tahu persis apa yang terjadi, dan kami tahu bahwa ini adalah periode panen pertengahan musim," katanya kepada Thomson Reuters Foundation.
Mereka tidak memiliki staf di lapangan karena pandemi, dan tempat penampungan anak-anak yang diselamatkan ditutup, tambahnya.
Lebih dari dua juta anak bekerja di sektor kakao di Ghana dan Pantai Gading. Jumlah itu meningkat dari 10 tahun yang lalu, menurut rancangan laporan yang disponsori pemerintah Amerika Serikat dan dilihat oleh Reuters bulan ini.
Beberapa anak bekerja untuk orang tua mereka sementara yang lain diperdagangkan dari luar negeri, menurut para pegiat.
"Kami belum melihat bukti bahwa jumlah pekerja anak telah meningkat, tetapi ini masih dini," kata Nick Weatherill, direktur eksekutif dari International Cocoa Initiative, sebuah yayasan berbasis di Swiss yang berupaya menghapuskan pekerja anak.