SEDARI pagi, warga umat Buddha dari Temanggung dan sekitarnya mulai memadati cungkup di bawah rindangnya pohon cemara ?tua di Desa Cemoro, Kecamatan Wonoboyo, Temanggung, Kamis (20/6) pagi. Di sana, patung Sang Buddha disemayamkan bersama gunungan hasil bumi. Sang Buddha dan gunungan hasil bumi kemudian dikirab menuju Vihara Virya Damma Rata, yang berjarak ratusan meter dari cemara tua.
Ribuan umat Buddha dan masyarakat dari Temanggung dan sekitarnya tampak menyesaki perayaan Tri Suci Waisak di Desa Cemoro, Kecamatan Wonoboyo. Tampak di barisan paling depan arak-arakan, terdapat tiga orang, di tengah membawa lambang Garuda Pancasila berwarna emas, diapit dua orang yang menaburkan bunga sepanjang jalan menuju Vihara. Perayaan ini juga dihadiri kelompok seniman Jati Sunda, pimpinan Sangga Sundana Permana, yang karib disapa Kang Asep.
Di sela-sela perayaan, Kang Asep juga menampilkan tarian jiwa dalam kesenian Tarawangsa. Kegiatan itu merupakan gabungan dari perayaan Tri Suci Waisak dan juga sedekah bumi. "Hari Raya Tri Suci Waisak 2563, memang jatuh pada 19 Mei 2019 kemarin. Namun, perayaannya dapat dilakukan hingga sebulan setelahnya. Ini bukan hanya perayaan Waisak, tapi juga gelaran budaya sedekah bumi yang diikuti oleh umat dari agama lain," ujar panitia acara, Mettiko.
Menurut dia, untuk rangkaian acara sedekah bumi sudah dilakukan sejak malam sebelumnya. Dalam kesempatan itu, juga digelar diskusi dan penyadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Turut hadir dalam rangkaian kegiatan, kelompok seni dari penghayat Jati Sunda, pimpinan Kang Asep. Disebutkan Mettiko, Kang Asep menampilkan tarian jiwa diiringi dengan musik Tarawangsa.