JAKARTA, suaramerdeka.com - Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan signifikan dan pesat menuju digitalisasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan pada kebiasaan orang sehari-hari, mulai dari pertemuan yang dilakukan secara daring serta pembayaran non-tunai. Masyarakat semakin terbiasa dengan digitalisasi yang menawarkan berbagai kemudahan serta langkah-langkah yang praktis.
Asia Tenggara saat ini merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar dan tercepat di dunia, dengan total transaksi daring yang diprediksi mencapai USD 10 miliar selama 2020. Bahkan sebelum pandemi Covid-19, transformasi digital ini sudah mulai terasa di hampir segala aktivitas, terlihat dari penggunaan masif online travel agent, online shopping, online transaction, sarana remote working, hiburan, dan sebagainya.
“Masyarakat Indonesia memang sudah mengarah ke transformasi digital dan dengan adanya pandemi Covid-19 justru semakin mengakselerasi pertumbuhannya. Namun, meskipun pertumbuhan digital di Indonesia semakin melesat, berdasarkan yang saya analisa masih banyak orang yang terjun ke bisnis digital tanpa betul-betul memahami konsep digital itu sendiri, sehingga tidak sedikit pula yang terjerat perang harga lewat digital,” ungkap Denny Santoso, Founder dan CEO, Tribelio.
Baca juga: Digitalisasi Tak Bisa Dibendung, Daerah Harus Ikut Menyesuaikan