SOLO, suaamerdeka.com - Masih banyak pengembang di Soloraya lebih memilih menjual perumahan nonsubsidi ketimbang subsidi. Rumitnya prosedur di perbankan menjadi salah satu alasan mereka. Padahal rumah yang dijual seukuran rumah subsidi, yakni 60 M2, hanya saja konstruksi bangunan masih lebih baik. Lokasinya tidak dipinggir jalan utama. Selain itu, rumah subsidi tersebut ada yang luas, besar, dan tinggi harganya.
"Semula saya menjual rumah subsidi selain nonsubsidi, karena belakangan prosedurnya sulit dan nyrempet pada hal-hal lain, akhirnya hanya menjual rumah nonsubsidi," kata Yoyok, pengembang asal Karanganyar, kemarin.
Hal senada dikatakan pengembang lainnya, Sundarno dan Budi. Semula kedua pengembang itu ingin menjual rumah subsidi. "Tapi setelah tahu prosesnya njlimet, saya hanya menjual rumah nonsubsidi, bahkan saya menjual langsung tanah kapling, asal hitung-hitungannya tidak rugi," kata Sundarno.