YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Kelangkaan serta kenaikan harga kedelai di pasaran menjadi salah satu problem nasional pada awal tahun 2021. Ditengarai, kondisi negara penyuplai kedelai yang terkena La Nina, aksi mogok dan lonjakan permintaan dari Cina menjadi beberapa penyebab dari problem kedelai tersebut.
Subejo, SP., M.Sc., Ph.D., Dosen Fakultas Pertanian UGM, menilai kondisi ini sebenarnya sudah dapat diduga dilihat dari fakta kondisi konsumsi dan produksi kedelai di Indonesia. Pertama adalah fakta kebutuhan kedelai yang meningkat terus menerus seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Terlebih, kedelai telah menjadi bahan baku tempe dan tahu yang merupakan lauk keseharian bagi seluruh lapisan masyakarat di Indonesia.
“Data dari Kementerian Pertanian (2018) menunjukan adanya tren peningkatan konsumsi kedelai per kapita/tahun, yaitu pada tahun 2017 di angka 8,776 Kg/kapita/tahun menjadi 8,857 Kg/kapita/tahun di tahun 2018. Dengan peningkatan kebutuhan kedelai sebagai bahan baku langsung produk pangan maupun bahan baku berbagai produk pangan ikutan maka ketergantungan pada kedelai semakin membesar pula,” ungkapnya, belum lama ini.