Meninggalkan makan dan tidur. Itulah salah satu cara para Sepuh mendekatkan diri kepada Tuhan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dikabulkan permohonannya. Ada yang berkeinginan agar rejekinya banyak dan tidak terputus. Ada yang berkeinginan agar dia mempunyai daya linuwih. Fisiknya mempunyai kekuatan di atas rata-rata.
Ada yang ingin agar anak keturunannya menjadi anak kebanggaan orang tua, dan sejumlah permohonan yang lain. Dia yakin bahwa Tuhan adalan Maha Pemurah. Namun mereka juga meyakini bahwa mereka mempunyai kekurangan sehingga diperlukan pendekatan kepada Tuhan dengan laku spiritual seperti puasa, yang disebut sebagai cegah dahar atau meninggalkan makan dan minum itu. Ya cegah dahar adalah puasa sama dengan puasa yang sebentar lagi kita lakukan. Kitapun juga meyakini bahwa puasa merupakan salah satu sarana pendekatan diri kepada Tuhan, Allah SWT.
Puasa akan menjadikan pelakunya bertakwa serta lebih meningkat ketakwaannya. Kita percaya itu, maka kitapun berpuasa karena memang puasa hanya diwajibkan kepda mereka yang percaya bahwa perintah Tuhan untuk berpuasa itu hanya akan membawa berkah secara fisik maupun mental, sekaligus menjadi energi positif untuk mengisi kehidupan seterusnya. Cegah guling atau mengurangi tidur ? Betul. Mereka yang cegah dahar itu tidak mngisi hari-harinya deng tidur. Mereka bersemedi, bukan berbanyak-banyak tidur. Sama dengan orang berpuasa tidak mengisi siangnya dengan memperbanyak tidur. Ada sindiran bagi mereka yang "mengganti siang menjadi malam" yakni siang hari digunakan untuk tidur melulu dan "malam menjadi siang" yakni malam digunakan untuk memperbanyak makan dan minum. Tetapi orang yang benar puasanya tetap akan bekerja. Kelebihannya adalah ketika dia berpuasa itu dia memperbanyak bersedekah, berdzikir, bertafakur dan membaca Al Qur'an di tengah puasanya, meskipun mungkin produktifitasnya secara fisik tidak sebesar biasanya.