Perempuan yang haid masih bisa mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa, misalnya memberikan makan orang yang berbuka puasa, seperti yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, bahwa Rasulullah saw bersabda “Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu sedikitpun". Begitu juga halnya perempuan akan mendapatkan pahala itu ketika bangun diwaktu fajar untuk menyiapkan makan sahur bagi orang yang berpuasa. Karena kebaikan sekecil apapun akan bernilai ibadah.
Demikian juga dengan mendengarkan bacaan Alquran sangat dianjurkan agar hati tetap terpaut kepada Alquran dan senantiasa mendapat rahmat. sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al-A'raf ayat 204: "Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat" demikian juga dijelaskan oleh hadis riwayat Ibnu Majah, bahwa Aisyah RA berkata “Rasulullah Saw meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid dan ia membaca Al-Qur’an”. (Para ulama jumhur berpendapat salah satu yang terlarang bagi perempuan berhadats besar adalah membaca Alquran- Lihat Taqrib, Fathul Mu'in dll)
Amaliyah-amaliyah ibadah lain yang tidak kalah pentingnya untuk mengisi bulan Ramadhan bagi perempuan yang tidak berpuasa ini adalah berta'lim menuntut ilmu terlebih mempelajari ilmu agama, misalnya dengan membaca, berdiskusi, dan mendengarkan ceramah atau pengajian. Juga memperbanyak berdzikir dengan mengucapkan kalimah-kalimah thayyibah, memperbanyak membaca shalawat sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi :, “Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi).