SEMARANG, suaramerdeka.com - PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) Semarang atau PT KIW sebagai pengelola Kawasan Industri Wijayakusuma mulai menghentikan pengambilan air bawah tanah dan beralih ke penggunaan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air bagi industri. Pengelola mengambil air dari sungai Banjir Kanal Barat melalui pipa sepanjang 17 Km.
''Kami menyadari apabila industri-industri di dalam KIW kebutuhan airnya dipenuhi dengan mengambil air tanah secara terus menerus dan berlebihan hal tersebut akan menyumbang terjadinya percepatan penurunan tanah di Kota Semarang,'' ungkap President Director PT KIW Rachmadi Nugroho didampingi komisaris utama Ihwan Sudrajat di sela-sela peresmian Water Treatment Plant (WTP), Rabu (23/5). Peresmian dilakukan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pengembangan Energi Provinsi Jawa Tengah Teguh Winarno.
Rachmadi menjelaskan langkah pengelola kawasan industri yang kali pertama di Jateng ini didasari atas hasil penelitian Matthias Dom, Bundesanstait fur Geowissenschaften und Rohstoffe (BGR) Jerman, bahwa penurunan tanah di Kota Semarang pada tahun 2016, sudah sangat kritis, beberapa titik sudah mencapai rata-rata 16 cm/tahun. Adapun penyebab utama penurunan tanah antara lain pengambilan air tanah yang sangat tinggi khususnya untuk kebutuhan industri.
''Maka, suatu keniscayaan kami sebagai pengelola bertekat mempelopori pembangunan Kawasan Industri yang ramah lingkungan di Jawa Tengah khususnya di Kota Semarang,'' jelasnya.