Karjono tidak tahu persis kapan tradisi cuci karpet tersebut bermula. Sejak ia masih kecil, kebiasaan membersihkan karpet mushala itu sudah ada. Pantauan di lapangan, anak-anak, remaja maupun dewasa berbaur untuk mencuci karpet.
Sebagian warga datang berbondong-bondong dengan mengendarai mobil pikap dan membawa berbagai macam karpet. Ada pula warga yang datang dengan sepeda motor. Sebagian karpet yang sudah dicuci dijemur di sejumlah tempat dekat aliran sungai tersebut.
Air Jernih
Ada juga yang dibawa pulang dengan kondisi basah karena lokasi untuk menjemur sudah penuh. Warga memilih aliran Sungai Gung Danawarih untuk mencuci karpet karena debit air deras dan besar. Lokasinya juga luas dan airnya jernih.