Bupati juga berharap kepada relawan yang mengikuti kegiatan pelatihan water dan vertical rescue untuk mengikuti dengan seksama, agar dalam penanganan bencana bisa cepat dan meminimalisasi korban.
"Relawan harus memiliki niat kemanusiaan, jangan ada ego sektoral, harus bersinergi dan harus ada koordinasi dengan BPBD, mau pun PMI," kata Wihaji.
Ia juga meminta kepada PMI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang terus melakukan pelatihan penanggulangan bencana bagi relawan, walau pun tidak ada bencana.
Ada bencana mau pun tidak, tegas Bupati, relawan harus dilatih, sehingga selalu siap dan tangguh bencana serta lebih profesional sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanggulangan bencana mau pun SOP rescue," pinta Wihaji.
Menyinggung masalah stunting yang cukup tinggi, yakni sekitar delapan persen di Batang, Wihaji mengatakan, hal itu juga terjadi di daerah lain, tidak cuma di Batang. Kasus stunting, ungkap Wihaji, terjadi akibat berbagai faktor, antara lain ekonomi, atau kurang pahamnya si ibu dalam merawat anaknya, sehingga si bayi mengalami kekurangan asupan gizi.