WAHIDIN (48) hanya tersenyum kecil mengingat kejadian pada Agustus lalu. Perahu yang ditumpanginya bersama nelayan lainnya terbalik saat menerjang ombak saat hendak melaut dari Pantai Legok Jawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran.
"Perahunya sih tak apa-apa, tapi mesinnya kerendam, dan satu bagian cadik rusak. Jelas saja ada biaya perbaikan perahunya biar bisa melaut lagi," katanya sambil terkekeh saat ditemui pada Jumat (13/9) siang.
Peristiwa seperti itu sebenarnya bisa dicegah. Pasalnya, nelayan di kawasan itu sudah lama meminta ada fasilitas pemecah ombak dan pengerukan untuk memperlancar jalur lintasan menuju laut. Hanya saja, itu tak pernah terealisasi.
"Pada bulan lalu, ombaknya tinggi-tinggi. Kita sempat tak berani melaut. Kalau sudah begini alamat paceklik. Memang ombak sekarang relatif lebih bersahabat tapi kalau tak pandai meniti ombak, perahu bisa rusak karena menghantam gelombang, atau terseret arus lalu membentur karang," jelasnya.
Menurut nelayan lainnya, Arif Rojidin (24), biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan kadang memberatkan. Paling sedikit, nelayan harus mengeluarkan kocek antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.