DEMAK, suaramerdeka.com - Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, KH Ubaidulloh Shodaqoh, mengajak umat untuk terus mengamalkan dan melaksanakan ajaran Islam wasathiyah, Islam yang damai dan Islam yang rahmatan lil alamin. ''Kita Bangsa Indonesia sudah sepakat bahwa NKRI dan Pancasila sudah final. Jadi kalau ada yang coba-coba membawa ideologi lain di luar kesepakatan para pendiri bangsa masuk kategori bughat (makar). Yang tidak paham mencoba mempertentangkan Pancasila dan Alquran. Dalam Pancasila terkandung nilai-nilai Alquran. Jangan pernah mempertentangkan Pancasila dan Alquran,'' tegasnya.
Gus Ubed, panggilan akrab KH Ubaidulloh Shodaqoh, menjadi pembicara Halaqah Kebangsaan Pengasuh Pesantren bertema Pancasila dalam Perspektif Islam Nusantara di Pondok Pesantren Futuhiyyah, Suburan Mranggen, Demak, kemarin. Selain Gus Ubed tampil sebagai pembicara Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD, Rektor UIN Walisongo, Prof Dr Muhibbin MAg, KH Ahmad Badawi Basyir dari Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pondok Pesantren Indonesia (MP3I), Prof Dr H Abdul Hadi MA dan Dr Arif Rohman.
Strategi untuk melemahkan Indonesia, menurut Ubed dilemahkan NKRI dan Pancasilanya. ''Pancasila dan Kitab-kitab kuning itu kan buatan manusia. Kenapa tidak memakai Alquran secara langsung yang jelas-jelas buatan Allah. Itu kalimat yang sering kita baca lewat medsos untuk melemahkan Pancasila,'' katanya.
Pemikiran seperti itu menurut pengasuh pondok pesantren Al-Itqon, Bugen Kota Semarang masuk kategori isyraf (berlebih-lebihan). Bahkan menuduh pemerintah, Pancasila, undang undang, perangkat dan aparat seperti TNI dan Polri toghut, kafir, musyrik dan lain-lain. ''Hati-hati terhadap provokasi seperti ini,'' katanya.