JAKARTA, suaramerdeka.com - Dulu, bad news is good news. Tapi sekarang, banyak kalangan yang berharap good news is good news. Salah satu yang menghendaki itu adalah Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora pimpinan Asrorun Niam Sholeh.
Pada tahun ini, banyak kegiatan produktif di bawah kendalinya yang disiapkan menjadi good news is good news. Untuk mengolah itu, Niam bakal bersinergi dengan media. "Kami dengan media punya pandangan yang sama bahwa kepemudaan punya peranan penting dalam membangun bangsa. Program pemuda harus bisa dirasakan manfaatnya oleh semua orang," ujar Niam saat membuka Rapat Koordinasi antara Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora dengan perwakilan media di Jakarta, Senin (27/5).
Mantan aktivis 98 ini mengatakan, sesungguhnya isu kepemudaan di Indonesia bisa jadi berita yang seksi. Itu semua tinggal bagaimana cara mengemasnya. Di sisi lain, pihaknya sebenarnya juga mengakui bahwa isu kepemudaan di lingkungan Kemenpora baru akan viral jika ada sedikit masalah. Contohnya adalah ketika ada anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), Gloria Natapradja Hamel yang tersandung masalah kewarganegaraan ganda (Indonesia dan Prancis).
Masalah itu mengemuka pada tahun 2016 sebelum Gloria bertugas menjadi bagian anggota Paskibraka yang bertugas di upacara peringatan HUT ke-71 RI di Istana Negara, Jakarta, 17 Agustus 2016. Kala itu, beritanya jadi viral dan muncul di hampir semua media Tanah Air.
"Banyak orang yang tidak tahu mengenai Paskibraka, mulai persiapannya bagaimana hingga calon anggota Paskibraka menjalani karantina. Ini perlu kita munculkan supaya masyarakat tahu. Sebab, anggota Paskibraka adalah idola para anak-anak seusianya. Ini sangat positif," terang Niam.
Dia menyebut, banyak kegiatan produktif yang manfaatnya bisa diterima pemuda di Indonesia. Program itu, salah satunya Pemuda Mandiri Membangun Desa (PMMD). Wujud dari kegiatan ini adalah Kemenpora akan menyaring calon peserta untuk nantinya ditempatkan di berbagai provinsi.
Program ini merupakan program prioritas nasional, tujuannya adalah terwujudnya pemuda mandiri yang dapat menjadi penggerak dan pelopor bagi berjalannya roda kehidupan masyarakat di lingkungannya, baik dari segi ekonomi, politik, sosial maupun budaya.
"Ini jadi program prioritas dan anggaran yang dipakai cukup besar, sekitar 30 persen yang ada di kami. Selain itu, kami juga butuh masukan untuk kegiatan produktif lain. Kami juga siap jadi tempat atau rumahnya anak-anak muda berbakat, misalnya ada sutradara/pemain film yang masuk Hollywood, nanti ilmunya bisa ditularkan kepada anak-anak muda di sini. Jadi kami akan lakukan yang produktif," ujar pria yang juga menjabat sekretaris Komisi Fatwa MUI ini.