JAKARTA, suaramerdeka.com - Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR Dades Prinandes menyebut, saat ini hampir sebagian besar kota di Indonesia menghadapi tiga krisis defisiensi dalam sektor air minum.
Tiga krisis itu meliputi infrastruktur yang sudah tua dan kinerja yang memburuk, sumber air yang terbatas, serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
Hal ini, lanjut Dades, yang menyebabkan seringkali pengelolaan operasional difokuskan pada masalah yang paling kritis dan mengabaikan operasional dan pemeliharaan yang dapat berdampak di jangka panjang.
Antara lain kehilangan air yang semakin besar, kehilangan finansial, resiko kesehatan dan kepuasan konsumen.
Baca Juga: Youtuber Muhammad Kece Ditangkap Karena Menista Agama
Oleh karena itu roadmap Smart Grid Water Management yang dicanangkan pada RPJMN 2020-2024 memfokuskan pada tiga aspek.
Yaitu Integrated Smart Water Management, Integrated Water Resource Management, serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
"Harapannya dengan digitalisasi sektor air minum ini dapat mendukung pencapaian target 100 persen hunian akses air minum layak termasuk 15 persen akses aman pada 2024," ujarnya.
Sementara itu, Manajer Kelola Sistem Informasi dan Aset Properti PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Nanang Widyatmoko menceritakan perjalanan digitalisasi PDAM Surya Sembada yang telah dimulai sejak tahun 2000 dan dampak yang dirasakan.
Baca Juga: Diduga Korupsi Bantuan Sekolah, Mantan Kepala SMK Wira Samudera Semarang Jadi Tersangka
Artikel Terkait
Direktur Perumda Air Minum Jangan Mengejar Kaya
Hari Transportasi Umum, Pemkot Semarang Perlu Sediakan Air Minum Isi Ulang di Ruang Publik
Pemilik Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Protes Hoaks BPA pada Galon
Bappenas Siap Helat KSAN 2021, Tegaskan Komitmen Air Minum dan Sanitasi Aman
Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa Luncurkan Program S3R, Percepat Target 50 Ribu Sambungan Rumah