Nelayan Diminta Hentikan Penangkapan Benur

Ant
- Minggu, 25 November 2018 | 02:57 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

JEMBER, suaramerdeka.com - Nelayan di Kabupaten Jember diminta menghentikan penangkapan benur atau benih lobster, seiring dengan maraknya penangkapan benur di perairan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Permintaan itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat menghadiri Kongres Nelayan yang digelar di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (24/11).

"Dulu saya juga pedagang lobster ekspor dan dapat kiriman lobster dari Pak Nardi di Puger, bahkan satu hari bisa mendapat kiriman lobster 5 kuintal dengan ukuran lobster yang cukup besar," kata Menteri Susi, seperti dikutip Antara.

Susi mengatakan, selain Jember, pihaknya juga mendapat kiriman lobster dengan ukuran yang cukup besar dari Kabupaten Pacitan dan Popoh, Tulungagung, bahkan sehari bisa mendapatkan kiriman sebanyak 1 ton karena jumlah lobster ukuran besar di perairan masih cukup banyak.

"Saat ini sudah tidak ada lagi katanya, namun yang dijual justru benih lobster atau benur. Penjualan benur ke luar negeri justru merugikan para nelayan sendiri karena harganya lebih murah," katanya.

Menurut dia, harga benur yang dijual di pasaran sekitar Rp35 ribu per kilogram, kemudian para pedagang di luar negeri memeliharanya hingga berukuran 8 ons, sehingga harga jualnya lebih tinggi.

"Saya ini pelaku dan pembeli lobster, jadi tahu sekali. Kalau kecil-kecil diambil maka habis nanti lobster di perairan Indonesia, jadi yang rugi ya nelayan sendiri," ucapnya.

Susi mengatakan Vietnam tidak memiliki lobster, namun saat ini ekspornya mencapai 30.000 ton.

Hal tersebut terkait dengan masih maraknya perdagangan benur di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Jember dan benur-benur tersebut diperdagangkan ke luar negeri dengan harga yang cukup murah berkisar Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram.

"Padahal dulu saat saya menjadi pedagang lobster, pernah mendapatkan kiriman 30 ton sebulan dari Kecamatan Puger," katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan itu juga mendorong nelayan menggunakan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan dan pihaknya akan siap memberikan bantuan kepada nelayan yang memiliki kapal di bawah 10 GT.

"Untuk nelayan besar, KKP akan memfasilitasi dengan perbankan. Saya janji akan membantu para nelayan, asalkan aturan yang sudah ditetapkan pemerintah harus dipatuhi. Itu bukan untuk saya, namun untuk anak cucu kita, masa depan bangsa," ujarnya.

Editor: Rosikhan

Tags

Terkini

X