Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I, Nu Menolak Khilafah dan Mendukung PBB

- Kamis, 9 Februari 2023 | 04:16 WIB
Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan putri KH Abdurrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid membacakan rekomendasi Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I pada Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), di Stadion Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) (SM/Agus Fathuddin)
Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan putri KH Abdurrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid membacakan rekomendasi Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I pada Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), di Stadion Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) (SM/Agus Fathuddin)

SIDOARJO,suaramerdeka.com – Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) membacakan rekomendasi Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I pada Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), di Stadion Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023).

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlotut Tholibien, Leteh, Rembang itu membaca keputusan muktamar Fiqih Peradaban yang berlangsung sehari sebelum Puncak Satu Abad NU di Hotel Shangri-La, Surabaya Senin (6/2/2023).

Gus Mus menyampaikan rekomendasi itu dengan Bahasa Arab yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid putri Gus Dur. 

Baca Juga: Ingin Daun Aglonema Glowing, Ternyata Cukup Dengan Dua Bahan Ini, Bikin Iri Tetangga

Muktamar Internasional Fikih Peradaban I dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin, Senin. Forum yang dihadiri ratusan ulama dari berbagai negara itu mengundang sedikitnya 15 pakar sebagai pembicara kunci, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I merekomendasikan 

Nahdlatul Ulama berpandangan bahwa pandangan lama yang berakar pada tradisi fiqih klasik, yaitu adanya cita-cita untuk menyatukan umat Islam di bawah naungan tunggal sedunia atau negara khilafah harus digantikan dengan visi baru demi mewujudkan kemaslahatan umat.

Baca Juga: Keistimewaan Weton Rabu Kliwon, Watak, Karier, Cinta, Rezeki, Pekerjaan, Hingga Dijaga Banyak Khodam Sakti

‘’Cita-cita mendirikan kembali negara khilafah yang dianggap bisa menyatukan umat Islam sedunia, namun dalam hubungan berhadap-hadapan dengan nonmuslim bukanlah hal yang pantas diusahakan dan dijadikan sebagai sebuah aspirasi,’’ kata Gus Mus.

Sebagaimana terbukti akhir-akhir ini melalui upaya mendirikan negara ISIS.

Usaha semacam ini menurut Gus Mus niscaya akan berakhir dalam kekacauan dan justru berlawanan dengan tujuan-tujuan pokok agama atau maqashidu syariah yang tergambar dalam lima prinsip; menjaga nyawa, menjaga agama, menjaga akal, menjaga keluarga, dan menjaga harta.

Baca Juga: Ramalan Weton Artis, Desta dan Vincent yang Kompak Bawakan Acara Tonight Show, Ternyata Memang Jodoh?

Dalam kenyataannya, usaha-usaha untuk mendirikan kembali negara khilafah, nyata-nyata bertabrakan dengan tujuan-tujuan pokok agama tersebut.

Ini dikarenakan usaha semacam itu akan menimbulkan ketidakstabilan dan merusak keteraturan sosial politik. Lebih dari itu, jika pun akhirnya berhasil, usaha-usaha ini juga akan menyebabkan runtuhnya sistem negara-bangsa serta menyebabkan konflik berbau kekerasan yang akan menimpa sebagian besar wilayah di dunia. 

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X