JAKARTA, suaramerdeka.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan pemerintah daerah untuk waspada dan siap siaga menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menurut Dwikorita, potensi ancaman karhutla semakin tinggi memasuki musim kemarau yang diprakirakan akan dimulai pada April - Mei mendatang.
Terutama daerah-daerah yang yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut.
"Pemerintah Daerah harus bersiap, masyarakat pun perlu diedukasi dan diberikan sosialisasi agar juga melakukan pencegahan dan antisipasi dengan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan," ungkap Dwikorita, seperti yang dikutip dari laman BMKG.
Dwikorita mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, terdapat potensi terjadinya penurunan curah hujan setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina dan kondisi curah hujan diatas normal.
Sehingga dikhawatirkan dapat terjadi peningkatan potensi Karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019.
Baca Juga: Asik! Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital Tanpa Set Top Box, hanya dengan Utak Atik Remote TV Analog
Musim kemarau tersebut, kata Dwikorita, sesuai dengan prediksi yang pernah disampaikan BMKG pada bulan Oktober tahun 2022 lalu yaitu diprediksikan kondisi La Nina akan makin melemah dan transisi menuju kondisi netral.
"BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Pemprov, dan Pemkab setempat terus berkoordinasi dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi dan persiapan, serta peringatan dini menghadapi karhutla, termasuk menyiapkan skenario operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC)," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan potensi karhutla ini perlu diantisipasi lebih tinggi karena pada tahun 2023, Indonesia menjadi Ketua ASEAN dan memperoleh mandat untuk memimpin KTT ASEAN.
KTT tersebut rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei dan September yang diperkirakan merupakan puncak musim kemarau tahun 2023.
Sementara itu, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menerangkan bahwa hingga enam bulan ke depan, BMKG memprediksi bahwa sifat curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal.
Namun sifat curah hujan kategori bawah normal berpeluang terjadi di sebagian Sumatra bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023 dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada Mei dan Juni 2023.
Artikel Terkait
Pencegahan Karhutla, Menteri LHK: Saya Minta Semua Pihak Ikuti Pantauan Titik Panas
Menteri LHK Nilai Aplikasi ASAP Digital Nasional Polri Strategis Cegah Karhutla
Penyempurnaan Langkah Penanganan Karhutla Butuh Pemahaman yang Komprehensif
Kebijakan Penanganan Karhutla Utamakan Pencegahan, Sudah Berdampak Nyata
Indonesia Bisa Cegah Bencana Karhutla 2 Tahun, Menteri LHK: Patahkan Banyak Prediksi