Sejumlah Tokoh Migrasi ke Golkar, Pengamat: Bukti Partai Ini Masih Menarik dan Menjanjikan

- Senin, 23 Januari 2023 | 19:38 WIB
Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad. (foto: Indonesian Presidential Studies)
Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad. (foto: Indonesian Presidential Studies)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil/RK) resmi berlabuh dan menjadi kader Partai Golongan Karya (Golkar).

Sebelumnya, mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo) juga kembali bernaung di bawah partai berlambang pohon beringin itu.

Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad menilai migrasi tokoh menjadi fenomena politik yang jamak terjadi.

Biasanya ketua umum partai memegang peranan besar untuk mengundang seorang tokoh untuk bergabung dalam partai tersebut.

Baca Juga: Bye Bye STB, karena Tanpa STB, Siaran TV Digital Bisa Ditangkap dengan Antena UHF, Ini yang Perlu Diperhatikan

"Biasanya kalau migrasi itu, atau tokoh masuk itu diajak ketua umum," terangnya.

Pakar komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga menjelaskan migrasi tokoh ke Golkar sekaligus menjadi bukti partai berlambang beringin itu masih dilihat menarik dan menjanjikan.

"Ini menunjukkan Golkar masih punya daya tarik di mata tokoh. Arti ya sebagai sebuah organisasi Golkar masih dipandang cukup menjanjikan," tegasnya.

Baca Juga: Bongkar Rahasia Inovasi dalam Dunia Pakan Ayam Kampung, Ciptakan Pakan Alternatif yang Murah

Di sisi lain, migrasi tersebut juga terjadi akibat tidak adanya tokoh dominan di Golkar. Sehingga setiap tokoh boleh jadi punya kesempatan untuk berkembang.

"Karena di Golkar tidak ada tokoh utama, dominan, tidak yang sangat kuat secara elektoral. Itu kelemahan tapi kelebihan. Golkar menjadi partai terbuka, kayak perusahaan seperti perusahaan Tbk," tandasnya.

Meski menarik bagi tokoh, Golkar juga punya tantangan lain.

Semakin banyak tokoh bergabung, maka semakin membutuhkan pengelolaan yang apik.

Apalagi terkait dengan Pilpres 2024.

Baca Juga: Untuk Apa STB? Sebab Ada Masyarakat dapat Menonton Siaran TV Digital Lewat TV LED Tanpa STB

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X