SOLO, suaramerdeka.com - PDKB atau pekerjaan dalam keadaan bertegangan yang dirintis PT PLN (Persero) beberapa bulan ini diklaim mampu menurunkan tingkat pemadaman listrik hingga 25 persen di area Surakarta. Menurut Manajer Area PT PLN Surakarta, Mundhakir, pemeliharaan yang dilakukan di setiap unit PLN adalah enam sampai tujuh titik per hari. Dengan 11 unit itu, maka di area Surakarta ada 66 titik yang dilakukan pemeliharaan. Dan selama ini, dari 66 titik pemeliharaan itu, ada yang harus dilakukan pemadaman terlebih dahulu ada yang tidak perlu dipadamkan.
Nah, kata dia, dengan adanya PDKB, maka yang dulu harus dipadamkan ketika proses perbaikan, kini tidak lagi. Caranya, petugas PLN meminimalisasi tingkat pemadaman melalui PDKB. Sebelumnya untuk satu titik perbaikan paling tidak harus ada pemadaman antara 30 menit hingga satu jam.
"Pada prinsipnya melalui kegiatan PDKB ini kami ingin mengurangi tingkat pemadaman sehingga pelanggan lebih nyaman," kata Mundhakir, di sela tinjauan langsung PDKB di Kelurahan Baluwarti Solo, Senin (17/9).
Prosedur pemeliharaan yang dilakukan PLN, lanjut dia, setiap hari ada tim yang melakukan inspeksi keliling di setiap titik. Dari situ akan diketahui mana saja kerusakan yang harus segera diperbaiki dengan PDKB mau pun harus dalam keadaan listrik padam. Menurut dia, beberapa kategori kerusakan yang bisa dilakukan dengan cara PDKB di antaranya konstruksi lepas, kabel lepas, dan penggantian jumper. Sedang pemeliharaan yang harus dilakukan pemadaman listrik adalah trafo rusak dan harus dilakukan penggantian.
Mundhakir mengatakan, saat ini PLN Area Surakarta memiliki satu tim PDKB dengan enam petugas, tiga petugas memperbaiki kerusakan, tiga lainnya di bawah melakukan pengawasan. Tiga orang itu dari Keselamatan Ketenagalistrikan/Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K2/K3).
"Untuk melakukan PDKB, kami memastikan para petugas mengikuti prosedur yang berlaku. Mulai dari kesiapan personel, alat kelengkapan, alat komunikasi, keamanan, dan material," kata dia.