Delapan Parpol Tolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Pengamat: Jadi Contoh Baik bagi Pemilih

- Senin, 9 Januari 2023 | 20:14 WIB
anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. (foto: law.ui.id)
anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. (foto: law.ui.id)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Delapan partai politik menggelar konsolidasi terkait pernyataan sikap menolak sistem pemilu proporsional tertutup.

Konsolidasi ini diinisiasi oleh partai Golkar bersama Gerindra, Demokrat, NasDem, PAN, PKB, PPP, dan PKS.

Menurut anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, pertemuan tersebut adalah contoh baik bagi pemilih jelang Pemilu 2024.

“Itu pesan bagi publik juga ya bahwa dinamika pemilu adalah dinamika yang sangat lentur. Oleh karena itu masyarakat jangan sampai mengalami polarisasi yang membelah persatuan dan kesatuan mereka. Ternyata di antara partai politik pun, meski mereka memiliki beragam pilihan tetapi mereka bisa ditemukan oleh persamaan-persamaan dalam proses pelaksanaan pemilu,” ucap Titi.

Baca Juga: Bye Bye STB, Menggunakan Antena UHF Tanpa STB Bisa Menangkap Siaran TV Digital, Namun Pehatikan Hal Ini

Di situ menjadi pembelajaran bagi rakyat bahwa dalam perbedaan sekalipun, tetap ada persamaan yang membuat dinamika politik itu di tengah perbedaan bisa tetap menemukan kesamaan.

“Bahwa dalam perbedaan sekalipun, tetap ada persamaan yang membuat dinamika politik itu di tengah perbedaan bisa tetap menemukan kesamaan. Kita juga begitu, meski pilihan politik berbeda dalam banyak dimensi, kita akan bisa menemukan kesamaan,” jelas Titi.

Dia kembali menegaskan, pemilu itu harus dihadapi dengan logika dan memiliki program.

“Justru pemilu itu harus dihadapi dengan logika akal sehat dan bisa diwujudkan kalau kita berorientasi pada gagasan dan program,” imbuhnya.

Baca Juga: Alhamdulillah! Kominfo Masih Membagikan STB Gratis ke Masyarakat Tak Mampu, Buruan Pesan Sekarang Yukkk

Ternyata di antara pilihan politik yang berbeda di antara partai, mereka dipertemukan karena adanya gagasan yang sama soal pemilu proporsional terbuka.

“Kita duduk bersama, kita rembukan dan kebetulan ini di awal tahun perlu silaturahmi antarpartai politik. Kita ingin di tahun 2023 di tahun politik ini teduh. Nah, keteduhan akan tercipta jika ada komunikasi antarpartai politik," kata Airlangga Hartarto.

Dia menambahkan, walaupun berbeda-berbeda prioritas dan agendanya, tetapi ada kesamaan.

Baca Juga: Ajaib! Ternyata Ada yang Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital Lewat TV Tabung Tanpa STB, Stop Buang TV Tabung

Nah, kesamaaan ini yang dicari terutama menghadapi pemilu 2024 nanti.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X