Dipasangkan Jadi Pendamping Prabowo, Ganjar, atau Anies, Nama Ridwan Kamil Selalu Teratas 

- Sabtu, 17 Desember 2022 | 09:00 WIB
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. (suaramerdeka.com / dok)
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. (suaramerdeka.com / dok)

BANDUNG, suaramerdeka.com - Peneliti Senior Lembaga Survei Nasional (LSN), Dr Gema Nusantara Bakry menyebut peluang terbesar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil adalah menjadi Cawapres

Peluang Ridwan Kamil iotu tergambar dari simulasi pasangan yang dilakukan dalam survei terbarunya.

Simulasi itu menduetkan Ridwan Kamil dengan tiga Capres yang posisinya belum tergoyahkan yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, atau Anies Baswedan.

Baca Juga: Sudah Dibuka! Cek Informasi Seleksi CPNS untuk Lulusan SMA Lengkap dengan Syarat dan Kriterianya

"Diposisikan sebagai Cawapres siapa pun RK meraih elektabilitas tertinggi. RK sendiri nampaknya juga lebih nyaman memposisikan diri sebagai Cawapres kendati elektabilitasnya sebagai Capres sebenarnya masih mungkin didongkrak," katanya secara daring, Jumat 16 Desember 2022.

Dengan Ganjar Pronowo misalnya, mantan Wali Kota Bandung itu mendapat dukungan tertinggi hingga 25,4 persen dibandingkan mendampingi Anies (22,3) dan Prabowo (25,1).

Selain Ridwan Kamil, Sandiaga Uno juga memiliki tingkat keterpilihan tinggi ketika dipasangkan dengan Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.

Baca Juga: Siap-siap Rek! Siaran TV Analog Surabaya Dimatikan 20 Desember, Ini Daftar Frekuensi TV Digital

Adapun Agus Harimurti Yudhoyono hanya memiliki elektabilitas yang tinggi saat menjadi Cawapres Anies Baswedan

Kemudian Moeldoko juga punya peluang keterpilihan cukup tinggi jika di-Cawapreskan mendampingi Ganjar Pranowo.

Dengan sisa waktu 14 bulan jelang pelaksanaan Pemilu 2024, situasinya dinilai masih sangat mungkin terjadi kejutan munculnya kuda hitam.

Baca Juga: Terungkap! Sebelum Dinikahi Dude Harlino, Alyssa Soebandono Pernah Dekat dengan 5 Pria Ganteng Ini

Seperti Ridwan Kamil dan Moeldoko misalnya, kata Gema, bisa saja menyodok ke papan atas meramaikan persaingan capres.

Untuk posisi Cawapres sangat terbuka munculnya nama baru yang tidak pernah mejeng di papan survei.

"Ini pernah terjadi pada Pilpres 2009 (Boediono) dan Pilpres 2019 (KH Ma’ruf Amin). Bahkan Jusuf Kalla (JK) pun ketika maju sebagai Cawapres pada 2004 dan 2019 juga tidak masuk hitungan dalam rilis survei berbagai lembaga riset mainstream," katanya.***

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X