BANDUNG, suaramerdeka.com - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengalami erupsi pada Kamis, 15 Desember 2022, pukul 10.35 WIB.
Sementara itu, kolom abu setinggi 100 meter berada di atas puncak.
.
"Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Kamis, 15 Desember 2022, pukul 10:35 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 100 m di atas puncak (± 257 m di atas permukaan laut)," tulis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7 mm dan durasi 69 detik," paparnya.
Sebab itu, PVMBG pun meminta masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau. Serta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
"Masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati G. Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif," tambahnya.
Melansir wikipedia, Gunung Anak Krakatau hampir setiap waktu, hanya dengan jeda beberapa bulan, gunung ini selalu meletus kecil dengan tipe "Stromboli", berupa letusan eksplosif yang memancarkan material baru ke udara, untuk membangun tubuhnya.
Aktivitas yang menunjukkan kemunculan pulau ini dimulai pada tahun 1927, di titik yang dulunya adalah laut dengan kedalaman 27 m dan sebelumnya pernah menjadi bagian daratan Pulau Rakata.
Sejak 1930 pulau ini tidak lagi tergerus air laut dan dengan demikian menjadi pulau termuda di Indonesia yang terbentuk melalui aktivitas vulkanik.
Sebagai anggota gugusan kepulauan Krakatau, Pulau Anak Krakatau secara administratif merupakan wilayah Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Seluruh kawasan kepulauan merupakan kawasan dilindungi secara hukum, sebagai Cagar Alam Krakatau yang dikelola oleh BKSDA (Badan Konservasi Sumberdaya Alam) Lampung Selatan.
Baca Juga: Gampang Sekali, Cara Agar Bisa Menonton Siaran TV Digital Lewat HP Android Tanpa Set Top Box
Kawasan ini, terutama Pulau Anak Krakatau, memiliki keistimewaan dari sisi ekologi karena menjadi laboratorium alam bagaimana suatu ekosistem membangun kembali dirinya dalam situasi yang relatif terisolasi.
Artikel Terkait
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Siaga
PVMBG: Gunung Anak Krakatau Satu kali Alami Gempa Vulkanik
Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi, Tak Terdengar Dentuman
Gunung Anak Krakatau Bergejolak, Keluarkan 9 Kali Letusan
Aktifitas Gunung Anak Krakatau Meningkat BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Gelombang Tsunami