Capres dan Cawapres Perlu Kedepankan Gagasan dan Program Kerja, bukan Adu Kekuatan Identitas Kelompok

- Rabu, 14 Desember 2022 | 20:36 WIB
Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri. (foto: BRIN)
Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri. (foto: BRIN)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri mengungkapkan pentingnya setiap kandidat capres-cawapres untuk mengedepankan gagasan dan program kerja.

"Oh iya tentunya dalam setiap pemilu diharapkan setiap kandidat lebih fokus pada adu gagasan, visi, misi dan program kerja, bukan beradu kekuatan identitas kelompok," terangnya di Jakarta.

Menurutnya, politik berbasis visi-misi serta gagasan akan lebih bermanfaat bagi pemilih dibanding politik yang menghadap-hadapkan identitas.

"Ide dan gagasan akan nyata manfaatnya kepada pemilih karena hal ini yg kemudian berdampak langsung kepada pemilih nanti. Sementara dampak dari adu identitas kelompok hanya akan berakhir pada perpecahan kelompok," sambung sosok yang akrab disapa Puput itu.

Baca Juga: Gampang Sekali, Cara Agar Bisa Menonton Siaran TV Digital Lewat HP Android Tanpa Set Top Box

Menurutnya, capres-cawapres harus mendorong penguatan pemilu yang dilandasi adu gagasan.

Puput menyebut selama ini politik gagasan belum tampak dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia.

"Kandidat harus menggiring pemilu pada adu gagasan yg selama ini tidak pernah nyata kelihatan berlangsung dalam pemilu. Akibat tidak berfokus pada adu gagasan, kandidat dalam pemilu, bahkan saat debat sekalipun selalu membicarakan hal yang sifatnya normatif dan antar calon tak jelas perbedaan cara pandang dan programnya," sambungnya.

Puput menegaskan saat ini pemilih Indonesia sudah siap dan mampu untuk berada dalam politik gagasan.

Baca Juga: Segera! WhatsApp Nomor Ini, Ingin Mendapatkan Set Top Box Gratis, Nyesel Tidak Kebagian Nanti

Perkembangan teknologi informasi membuat mereka semakin cerdas dan mampu memilih berlandaskan rasionalitas.

"Padahal, pemilih Indonesia saat ini sudah melek politik dan dapat mengakses informasi secara cepat melalui internet, sehingga mereka siap masuk ke dalam pemilu yang beradu gagasan, tak sekedar memilih calon berbasis popularitas - favoritisme," pungkasnya.

Sebelumnya, Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis survei terbaru terkait dinamika politik dan pilihan masyarakat terhadap calon presiden (capres) 2024.

Survei itu mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi calon pemimpin di masa depan, yakni mampu meningkatkan kualitas ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia.

Baca Juga: Gak Usah Ngeyel! Pake Antena UHF, Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital pada TV Analog Dilengkapi Set Top Box

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X