Ekonomi Menjadi Isu Penting dalam Pilpres 2024, Namun Kerap Dipenuhi Narasi Politik Identitas Sempit

- Rabu, 14 Desember 2022 | 08:12 WIB
Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing. (foto instagram @emrus_sihombing)
Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing. (foto instagram @emrus_sihombing)

"Menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa isu ekonomi penting bagi masyarakat menengah ke bawah," lanjutnya.

Emrus juga mencatat kelemahan Airlangga Hartarto. Menurutnya, Airlangga terlalu sibuk bekerja

Sehingga cenderung lupa dengan komunikasi dengan publik.

Emrus menyarankan Airlangga membentuk tim komunikasi politik dan tim komunikasi pemasaran politik.

"Ada kelemahan beliau ini yaitu selalu bekerja, padahal sekarang seharusnya bekerja dan berkomunikasi. Agar diketahui publik," tandasnya.

Emrus juga mengetengahkan pasangan Airlangga Hartarto-Puan Maharani dalam Pemilu 2024.

Menurutnya, paslon itu bisa membawa Indonesia lebih maju, sejahtera, dan kestabilan politik.

"Jadi kemampuan di bidang ekonomi dipasangkan dengan tokoh yang menguasai bidang sosial-politik yang di-back up oleh PDIP," pungkasnya.

Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli mengatakan, masyarakat perlu mendapatkan pendidikan politik menjelang Pemilu 2024, bahwa popularitas dan elektabilitas bukan yang utama, namun visi misi serta pemikiran dari para Calon yang akan berkontestasi.

“Saya harap lembaga survei dan media di dalam merilis memberitakan mengutamakan selain populer, dan elektabilitas, tetapi juga mengungkapkan sisi terkait dengan pendidikan politik sehingga memberikan pembelajaran bagi masyarakat,” kata Prof Lili.

Selama ini lembaga survei sibuk mengumumkan tingkat elektabilitas dan popularitas, sampai hampir lupa dengan visi misi tokoh tersebut.

“Harus digali keinginan pemilih seperti apa. Ditanyakan visi dan misi, ingin pemimpin yang bagaimana? yang berintegritas, yang mampu mengatasi masalah pengangguran, mampu berperan dalam persaingan global. Jadi memberikan pendidikan politik, bukan sekedar suka tidak suka,“ jelas Prof Lili.

Terlebih pada pemilu mendatang, mayoritas pemilihnya adalah kaum muda.

Kata Prof Lili, mereka mandiri, berpengetahuan luas, memiliki keinginan dan kebutuhan.

Sehingga jika calon hanya mengandalkan popularitas saja, tidak begitu diminati.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X