suaramerdeka.com - Memberikan apa pun untuk bangsa, meski sebungkus nasi atau uang Rp 10 ribu dan hanya senyuman mengembang di wajah, itulah pesan almarhum presiden Soeharto yang selalu terngiang bagi Siti Hardijanti Rukmana.
“Jika tidak ada sama sekali untuk diberikan, berilah senyum, makanya, bapak (presiden Soeharto) selalu tersenyum, dan dikenang dengan julukan smiling general," ujar Putri sulung mantan Presiden Soeharto yang akrab disapa Mbak Tutut.
Nasehat lain Pak Harto kepada anak-anaknya, sambung Mbak Tutut, adalah tidak boleh dendam. Sebab, dendam tidak menyelesaikan masalah, tapi membuat masalah baru.
Baca Juga: Sekarang Gampang Mau Nonton TV di HP, Tinggal Buka HP, Ga Kena Pulsa Gratis
Mbak Tutut juga bercerita jelang Pak Harto mengambil keputusan berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia yang dimulai ketika Pak Harto memanggil seluruh anaknya, dan menyampaikan keinginan mengundurkan diri.
“Bagaimana menurut kalian? Masyarakat sudah ramai meminta bapak berhenti. Saya jawab apa pun keputusan bapak kami tetap mendukung bapak berhenti karena sudah tidak dikehendaki rakyat,” pungkas Mbak Tutut.
Yang juga tidak bisa dilupakan Mbak Tutut adalah ketika Pak Harto memintanya mencarikan buku UUD 45.
Baca Juga: Ngocok Bin Coli Binti Main Sabun, Memburu Kenikmatan Seksual Dengan Tangan, Gimana?
Saat itu, masih menurut Mbak Tutut, Pak Harto mengatakan, bapak mau berhenti jadi presiden tapi saya mau memakai kata yang sesuai UUD 45.
"Bapak tidak mau mengatakan mengundurkan diri, tapi berhenti dari presiden. Saya katakan kepada bapak, kan berhenti dan mengundurkan diri sama. Bapak mengatakan, tidak" ungkap Mba Tutut.
Mengundurkan diri artinya sebagai mandataris rakyat, bapak mundur karena tidak mampu melaksanakan tugas.
Baca Juga: Oral Seks, Sebuah Kajian Humanis Metaforis Untuk Mengetahui Hukum Islam. Buya Yahya
Berhenti artinya bapak, sebagai mandataris rakyat, disuruh berhenti karena tidak dipercaya lagi. Bukan karena kemauan bapak, tapi karena kehendak masyarakat.
"Jadi apa yang Pak Harto lakukan, selalu berdasarkan UUD 45. Pak Harto tidak pernah melanggar undang-undang," tutur Mba Tutut.
“Malam hari, bapak memanggil kami berenam dan menyampaikan keputusan berhenti, Adik saya mengatakan jangan dulu berhenti, beri kami kesempatan membuktikan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia mencintai bapak,” Mbak Tutut dengan suara tersendat menahan tangis menyambung ceritanya.
Artikel Terkait
Kungkum Malam 1 Suro di Tugu Soeharto, Tradisi Orang Semarang Buang Sial dan Terhindar Penyakit
Presiden Soeharto, Menjabat 32 Tahun, Beliau Di Dunia Internasional, Ternyata Memiliki Julukan Ini
Presiden Terlama Indonesia, Senyumnya Bikin Wanita Klepek-Klepek