Dinamika Pencapresan KIB Hal Wajar, Masih Ada Cukup Waktu untuk Memastikan Nama Capres

- Senin, 5 Desember 2022 | 19:49 WIB
KIB atau Koalisi Indonesia Bersatu.(suaramerdeka.com / dok Golkar)
KIB atau Koalisi Indonesia Bersatu.(suaramerdeka.com / dok Golkar)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) memprioritaskan kader internal sebagai tokoh yang akan dimajukan sebagai calon presiden (capres).

Hal itu diungkap ketum PAN Zulkifli Hasan mengatakan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dinilai layak dan pantas untuk diprioritaskan maju sebagai calon presiden dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Kendati para ketum cenderung pada nama Airlangga, banyak di antara kader PAN dan PPP yang justru condong pada calon eksternal seperti Anies Baswedan ataupun Ganjar Pranowo.

Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, menilai dinamika pengajuan nama dalam KIB masih dalam kategori normal.

Baca Juga: Cuma WhatsApp Nomor Ini, Kalau Ingin Mendapatkan Set Top Box Gratis, Cepetan! daripada Nyesel

Menurutnya, masih ada cukup waktu untuk memastikan nama yang bakal diusung koalisi yang beranggotakan Golkar, PPP, dan PAN itu.

"Saya pikir masih normal saja. Perjalanannya masih agak panjang, masih sampai akhir depan," terangnya.

Menurut Arif, dinamika yang muncul dalam pembahasan nama capres KIB dapat dinilai sebagai upaya untuk membangun posisi tawar.

Pertama, posisi tawar dari nama figur atau kandidat, seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo. Selanjutnya adalah posisi tawar dari faksi yang mengajukan.

"Kedua adalah posisi tawar pihak yang mengajukan nama itu sendiri. Bisa jadi dari relawan, bisa jadi dari faksi-faksi tertentu dalam partai yang bersangkutan. Harapannya kan siapa pun nama yang muncul, mereka mendapatkan bagian dari kue kekuasaan yang diharapkan," lanjutnya.

Baca Juga: Gak Usah Buru buru Beli Set Top Box, Cek Dulu Mungkin TV Analog Lama Sudah Support TV Digital, Ini Caranya

Arif menilai perbedaan suara tersebut juga tidak akan berlanjut membesar hingga menjadi konflik internal.

Meski, perbedaan nama figur yang muncul itu menunjukkan adanya faksi-faksi dalam KIB yang mempunyai pilihan lain.

"Kalau misal menimbulkan riak, mungkin iya. Tapi saya kira terlalu jauh kalau riak itu sampai mengakibatkan terjadinya konflik internal. Itu agak jauh. Sampai hari ini ya," terusnya.

Arif menekankan langkah politk KIB akan lebih masuk akal dengan bersiap pada posisi cawapres.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X