CIANJUR, suaramerdeka.com - Rasa trauma pasca gempa Kabupaten Cianjur M5,6 masih dirasakan para korban termasuk juga anak-anak yang kini tak bisa bersekolah.
Data terakhir BNPB, korban meninggal sebanyak 321 orang dan jumlah pengungsi akibat gempa Cianjur hampir 74 ribu orang yang didominasi perempuan.
Korban gempa Cianjur ini terpaksa berada di tenda pengungsian menyusul infrastruktur rumah yang rusak dari skala ringan hingga berat mencapai 62 ribu lebih.
Anak-anak balita dan usia sekolah pun tak bisa belajar karena aktivitas belajar mengajar berhenti sementara karena banyak bangunan yang rusak dan roboh.
Relawan pun terus terjun ke wilayah terdampak salah satunya untuk memberikan trauma healing kepada anak-anak agar lepas dari rasa takut.
Salah satu relawan trauma healing dari Komunitas Read Aloud Semarang, Dian Wahyu Puspitasari pun mencoba membantu anak-anak agar kembali ceria.
Di hari Selasa 28 November ini, Dian menuju salah satu titik lokasi terdampak yakni di Cibeleng Hilir Cikancana Kecamatan Gekbrong.
Di Ciebeuleng, lanjut dia, juga terdapat anak-anak menjadi korban meninggal karena sedang belajar di TPQ karena tertimpa tembok saat gempa.
"Jumlah KK terdampak disini ada 1.200 kepala keluarga dan sekolah pun libur sampai waktu yang belum ditentukan ditambah lagi masih banyak gempa susulan," kata Dian.
Baca Juga: Bukan Aib! Takut Dicap Gonta-ganti Pasangan, Perempuan Sering Enggan Kontrol Gejala Kanker Serviks
Membaca nyaring untuk trauma healing ini direspon anak-anak yang semakin tertarik karena menggunakan boneka tangan sebagai pelengkapnya.
Anak-anak pun semakin penasaran dan tartarik untuk menyimak buku cerita yang dibacakan nyaring tersebut.
Memang diperlukan keterampilan khusus ketika menjelajah buku bacaan untuk anak.
Buku dengan ilustrasi menarik, sedikit kata-kata namun padat isi ini bisa disampaikan pesannya dengan intonasi yang menarik.
"Ya salah satunya dengan mengubah suara tokoh di dalamnya," ungkap Dian.
Membaca buku menjadi sebuah panggung hiburan bagi anak-anak korban bencana.
Gambar dan cerita yang dibacakan menarik minat anak-anak untuk menyimak dari awal sampai akhir.
Dian menyebut, dengan melibatkan anak-anak dalam membaca buku menjadi hal penting yang harus dilakukan.
Disini kita meminta anak-anak untuk ikut menerjemahkan gambar dalam buku.
Lalu menanyakan keadaan dan emosi dari tokoh yang sedang dibacakan dan selanjutnya menanyakan emosi perasaan mereka.
"Itu membantu mereka untuk melepaskan rasa stres," katanya.
Mengajak anak-anak untuk menyebutkan ada apa saja di dalam gambar sebuah cerita juga perlu dilakukan.
Lalu jangan lupa menanyakan pada mereka arti dari gambar dalam halaman buku tersebut.
Setelah selesai kita bisa menanyakan bagian yang paling menarik dari isi buku itu.
Ini juga penting, dari sini kita mengetahui apakah anak-anak bisa memahami cerita di buku itu.
"Membacakan buku dengan nyaring juga bisa untuk mengajarkan empati," imbuh Dian.
Artikel Terkait
Gempa Cianjur: Relawan KAI dan BUMN Berikan Trauma Healing untuk Anak-anak di Posko Pengungsian
Nyesek! Usai Lebel Gereja Dicopot, Kini Tenda Korban Gempa Cianjur Bocor
Seminggu Berlalu, Gempa Susulan di Cianjur Terjadi Sebanyak 296 Kali
Dua Korban Gempa Cianjur Ditemukan, Seorang Ayah Sedang Peluk Anaknya