Stok Obat Covid-19 Menipis, Siti Nadia: Jalur Khusus Distributor perlu Didorong

- Rabu, 4 Agustus 2021 | 14:55 WIB
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. (covid19.go.id)
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. (covid19.go.id)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, Indonesia saat ini sangat membutuhkan banyak stok obat covid-19. Diplomasi dengan negara lain terkait pasokan stok obat covid-19, diharapkan bisa menjadi solusinya.

Iran, menurut Siti, bisa dijadikan alternatif pemasok obat covid-19 karena negara tersebut memiliki stok obat yang cukup.

Selama ini, Indonesia masih sangat menggantungkan pasokan obat dan bahan bakunya ke beberapa negara seperti India dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Tidak Lolos Seleksi Administrasi CASN, Kemenag Buka Masa Sanggah 5-8 Agustus

“Kita perlu mendorong mekanisme lain untuk menambahkan tambahan supply dari China, Bangladesh, Mesir, dan juga Turki,” kata Siti Nadia Tarmizi, pada Webinar Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan Kementerian Keuangan, Selasa (3/9), seperti dikutip dari Kata Data.

Adapun jenis obat yang saat ini mulai menipis di tengah kebutuhan yang meningkat, antara lain Remdesivir, Tocilizumab, dan IVIg.

Sementara, ketergantungan industri farmasi Indonesia kepada bahan baku impor memang masih sangat tinggi yakni sekitar 90%.

Baca Juga: Dinkes Sleman Ajukan Permohonan 245 Ribu Dosis Vaksin, Akhir Tahun Harus Sudah Selesai Vaksinasi

“Ketiga obat tersebut harus impor. Fokus kita adalah bagaimana mendapatkan tiga jenis obat ini, karena jenis obat ini jauh lebih sulit mendapatkannya,” papar Siti Nadia.

Siti Nadia menambahkan jalur yang bisa ditempuh saat ini untuk menambah pasokan obat adalah mendorong mekanisme special access scheme (SAS). SAS merupakan jalur khusus distribusi obat yang belum mendapatkan izin edar namun ketersediaannya mendesak untuk dimiliki.

“Perusahaan farmasi global yang sudah mendapat izin edar di Indonesia baru satu. Kita perlu mendorong upaya penyediaan penambahan stok obat dari jalur lain,” tutur Siti Nadia.

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Sumber: Kata Data

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X