Galon Guna Ulang Bahayakan Kesehatan, Ini Kata Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat

- Selasa, 22 November 2022 | 17:05 WIB
Ilustrasi galon guna ulang.(suaramerdeka.com / pixabay)
Ilustrasi galon guna ulang.(suaramerdeka.com / pixabay)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Narasi bahaya BPA dalam kemasan galon air minum masih minim bukti ilmiah karena penelitian tentang BPA selama ini dilakukan di kemasan yang bukan kemasan galon air.

Selain itu, penelitian di Indonesia tentang BPA di galon air juga bukan kadar BPA di dalam air galon.

Tapi penelitian di laboratorium tentang potensi migrasi BPA dari kemasan galon menggunakan proses perendaman dengan etanol dan dipanaskan 60 derajat celcius di oven laboratorium selama 10 hari.

Baca Juga: Arab Saudi Bisa Menang Lawan Argentina Bila ? Skor Bisa 2-0, Piala Dunia Qatar 2022

Dewan Pakar Ikatan Ahli kesehatan Masyarakat, Hermawan Saputra mengatakan, belum ada bukti yang cukup kuat untuk menyampaikan ke masyarakat bahwa kemasan galon guna ulang berbahan Polikarbonat membahayakan kesehatan masyarakat atau para konsumennya.

Sebelum menyampaikan isu kesehatan masyarakat, menurutnya, harus dilihat terlebih dahulu seluruh kejadiannya, fenomena, dan faktanya atau evidence based public health.

“Dalam kaitannya dengan kepentingan publik dan yang berdampak pada kesehatan, harus kita lihat dulu apakah betul ada evidence sebelumnya."

Baca Juga: Update Daftar Wilayah Zona Merah Covid-19 di DKI Jakarta pada November 2022

"Nah, kalau kita bicara pemakaian galon guna ulang, harus dilihat sudahkah pernah ada suatu fenomena atau kejadian yang memang hasil penyelidikannya berdampak luas dan memang terjadi kasus yang signifikan di masyarakat,” ujar Hermawan baru-baru ini.

Menurutnya, semua produk tanpa terkecuali memang perlu dilihat bagaimana dampaknya terhadap para konsumen, mulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi.

Dengan kata lain, semua industri yang relevansinya akan berdampak pada kesehatan masyarakat harus ada kendali pada produksi, distribusi, dan konsumsi.

Baca Juga: BMKG Ungkap Cimandiri Penyebab Gempa Cianjur: Tanah Lembab Karena Hujan Amplifikasinya Akan Lebih Kuat

“Nah, itu sebabnya ada standarisasi produk, ada izin edar produk, dan itu ketat sekali,” ucapnya.

Dia mengatakan kesimpulan akhir atau final conclusion itu harus didahului dengan penyelidikan.

Hal itu perlu dilakukan untuk menghindari ketidaktepatan regulasi seandainya regulasi itu dikeluarkan.

Baca Juga: Ki Joko Bodo Dikabarkan Meninggal Dunia, Ini Sedikit Pengalaman yang Dibagikan

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X