JAKARTA, suaramerdeka.com - Peneliti senior dari Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Firman Noor mengungkapkan hasil survei LSI Denny JA bisa saja menjadi argumentasi Partai Golkar untuk makin percaya diri mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres).
"Sumber kepercayaan diri Golkar, saya kira, bisa saja hasil survei itu dijadikan argumentasi," terang Firman.
Meski demikian, menurut Firman, pengusungan Airlangga lebih terkait pada komitmen Golkar untuk mengusung sosok Airlangga sebagai capres.
"Sejauh ini terkait komitmen partai. Karena sudah kadung komitmen harus ketum yang jadi capres. Ini semua perangkat Golkar, SDM, dan kader sedang diarahkan untuk mendongkrak suara Airlangga dengan berbagai macam cara," tegasnya.
Baca Juga: Kalangan Pemula Harus Tahu, Ini Kesalahan yang Kerap Terjadi Saat Merawat Aglonema
Sebelumnya, survei LSI Denny JA mengungkap elektabilitas Partai Golkar yang berada di angka 14,5 persen dipengaruhi oleh kepuasan publik terhadap penanganan pandemi covid-19.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut menjadi trend setter dan game changer dalam survei yang dilakukan LSI Denny JA.
Kinerja Airlangga yang mumpuni dalam pemerintahan, sebagai Menko Perekonomian berhasil mendongkrak elektabilitas Golkar.
Golkar menjadi partai dengan elektabilitas nomor dua di bawah PDI-P (20,19) persen, diikuti Partai Gerindra (9,8 persen), Partai Keadilan Sejahtera (8,3 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (5,9 persen), dan Partai Demokrat (5,4 persen).
Firman menekankan elektabilitas partai tidak bisa langsung dikonversi menjadi elektabilitas calon yang diusung.
Artikel Terkait
Elektabilitas Airlangga Moncer, karena Tenang dan Tidak Membuat Gaduh
Sekjen PBB Bertemu Menko Airlangga: Siap Dukung Presidensi Indonesia dan KTT G20
Elektabilitas Partai Golkar Turun, Pengamat Sebut Mesin Partai Masih Bekerja Setengah Hati
Elektabilitas Turun, Pengamat Sebut Golkar Canggung Tarik Perhatian Publik Soal Isu Politik
Airlangga Minta Ada Penyerapan Besar dalam Penyelenggaraan CPP, Pengamat: Bulog Bisa Berbenah Diri