"Pernah terjadi seorang WNI dan yang diberikan tiket gratis oleh salah satu klub dari Indonesia untuk berkunjung ke Eropa menyaksikan pertandingan sepak bola," ujar Rhenald dalam video yang diunggah Jumat (14/10/2022).
"Ketika nama itu diserahkan ke panitia kemudian ternyata keluar data bahwa orang tersebut dilarang untuk berangkat ke Eropa," kata Rhenald dalam video yang diunggah Jumat (14/10/2022).
"Tentu saja yang bersangkutan tidak terima dan akhirnya keluarlah data, diketahui ternyata orang ini pernah turun ke dalam lapangan sehingga dianggap mengganggu kenyamanan dan keamanan," ujar Rhenald.
"Sesuai peraturan karena dia melakukan itu, maka datanya ada di sana seumur hidup dan dia tidak akan bisa menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung di lapangan di negara-negara di Eropa," tambahnya.
"Jadi di sana itu dilakukan begitu ketat dan lama-lama horoligans ini pun mulai memudar dan tidak perlu diatur lagi untuk menonton pertandingan di stadion serta tidak lagi menciptakan kerusuhan karena masyarakatnya sudah berubah," tambahnya.***
Artikel Terkait
Sampaikan Laporan Tragedi Kanjuruhan, TGIPF: Banyak Temuan Indikasi untuk Didalami Polri
TGIPF Siap Laporkan Hasil Invetigasi Tragedi Kanjuruhan ke FIFA, Begini Penjelasan Menpora
Investigasi TGIPF soal Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD Sebut soal Gas Air Mata Masih Diperiksa BRIN
Tindak Lanjut Rekomendasi Tim TGIPF Soal Tragedi Kanjuruhan, Polri Adakan Eksumasi Pekan Depan
TGIPF Ungkap Kesalahan LIB dalam Tragedi Kanjuruhan, Utamakan Cuan Daripada Keselamatan