Cuaca Ekstrem Mulai Melanda, Presiden Minta Jajarannya Antisipasi Bencana Alam Tidak Terduga

- Kamis, 13 Oktober 2022 | 09:24 WIB
Presiden Joko Widodo memimpin sidang kabinet paripurna (SKP) yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 11 Oktober 2022.  (Tangkap layar YouTube/Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo memimpin sidang kabinet paripurna (SKP) yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 11 Oktober 2022. (Tangkap layar YouTube/Sekretariat Presiden)

JAKARTA,suaramerdeka.com - Presiden Joko Widodo meminta seluruh menterinya mengantisipasi potensi bencana alam ekstrem.

Instruksi tersebut diberikan setelah Presiden Joko Widdodo berkaca dari sejumlah negara yang mengalami bencana alam seperti kekeringan dan banjir bandang.

Hal ini diutarakan Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna yang dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Usai Tragedi Kanjuruhan, FIFA dan AFC Komitmen Bantu PSSI Bikin Sepak Bola Indonesia yang Aman

"Antisipasi potensi bencana alam karena cuaca ekstrem harus juga dihitung, gelombang panas di eropa, banjir bandang di Pakistan badai di Florida kekeringan panjang di Afrika di Kenya. saya kira kita lihat semuanya itu harus menjadi Apa bahan kita, evaluasi kita," katanya Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo tidak ingin anggota jajarannya tidak punya persiapan untuk mengantisipasi bencana ekstrem.

Kepala Negara juga sudah memerintahkan Menteri PUPR membangun titik-titik pompa guna mengatasi banjir.

Baca Juga: Urip Kamulyan! 5 Weton Ini Titisan Dewa Kejayaan, Beruntung Seumur Hidup, Rezeki Lancar Jaya

"Jangan sampai kita tidak punya persiapan untuk hal-hal seperti ini. saya kira saya sudah perintahkan ke Menteri PU kemarin meskipun sekarang hari hujan, tapi yang namanya persiapan titik-titik pompa yang harus dibangun itu harus mana kira-kira air itu akan enggak ada, di mana yang namanya gelombang panas kering. itu nanti kalau saya," tuturnya.

Permasalahan yang dikhawatirkan oleh presiden adalah jika musim hujan telah usai, akan masuk musim kering yang panjang.

Maka, persiapan mitigasi mesti dilakukan.

Baca Juga: Pacu Pertumbuhan Ekonomi, 3 Klaster UMKM Dikukuhkan Pemkab Demak

Contohnya, gencarnya membangun tempat penampungan air untuk masyarakat di desa.

"Yang saya takutkan adalah ini kita sudah mendapatkan hampir 3 tahun musim basah. musim basah panjang. yang saya takutkan ada yang nanti musim kering juga yang panjang, tapi kalau kita udah punya siap-siap embungnya diperbanyak," ungkapnya.

Perubahan cuaca yang terjadi saat ini memang sedang tidak menentu, pemerintah dan masyarakat diminta untuk saling mempersiapkan diri untuk mengadapi kondisi cuaca tersebut.***

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X