Baca Juga: Trik Rahasia Murah dan Mudah Membuat Pupuk Kompos agar Aglonema Sri Rejeki Tetap Tumbuh Subur
Dua hari kemudian dia memimpin pasukan seribu orang untuk menyerang pasukan Kesultanan Banten.
Dengan hanya satu orang gugur, kota Jayakarta ditaklukkan.
“Kemenangan itu ternyata tidak menghapuskan kemarahan Coen, yang timbul saat melihat nama Batavia terpampang di dinding benteng,” demikian yang ditulis Junus Nur Arif dalam “Mur Jangkung Pendiri Batavia”.
Tulisan tersebut dimuat dalam antologi Ketoprak Betawi.
Merasa tidak puas, J.P Coen segera memerintahkan membangun benteng baru yang lebih besar.
Karena J.P. Coen berasal dari daerah Hoorn, ia ingin menamai bentengnya Nieuw Hoorn.
Baca Juga: Cukup Berikan Buah Ini pada Burung Cucak Ijo, Over Birahi dan Suhu Badan Langsung Turun Drastis
Hingga akhirnya pada tahun 1621, dewan pimpinan VOC yang disebut Heren Zeventien memaksa J.P Coen untuk mempergunakan nama 'Batavia'. Pemaksaan ini akhirnya membuatnya menuruti keinginan dewan pimpinan tersebut.
Adapun menurut Hussein Djajadiningrat dalam disetasinya berjudul 'Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten' tahun 1913, nama Jayakarta yang berarti volbrachtezege (kemenangan yang selesai) diberikan oleh Fatahillah (Faletehan) untuk menggantikan nama Sunda Kalapa, setelah direbut dari Kerajaan Pajajaran pada tahun 1527.
Artikel Terkait
Penemuan Artefak Benteng Batavia di Proyek MRT Jakarta Fase II, Berikut 5 Lokasi Penemuannya