Dibalik catatan sejarah yang memilukan terdapat satu kisah yang juga harus berakhir dengan pilu.
Kisah tersebut adalah kisah cinta Ajudan tampan ini dengan seorang gadis yang hampir dinikahinya, Rukmini.
Kapten Pierre Tendean bertemu Rukmini di rumah orang tuanya saat hendak bertemu Pak Chaimin.
Hubungan antara keduanya terus terjalin di sela kesibukan tugas Kapten Pierre Tendean meski harus berpisah jarak.
Baca Juga: Pemegang Kunci Mahkota Langit dan Jantung Bumi, Deretan Weton Ini Siap-siap Banjir Rezeki Hujan Hoki
Sebagai pemuda berdarah Minahasa, Sulawesi Utara, dan ibunya yang merupakan keturunan Belanda-Prancis.
Keluarga Pierre Tendean sempat ragu kepada pilihan sang anak, terlebih karena adanya perbedaan keyakinan.
Pierre Tendean lahir di keluarga Kristen sementara Rukmini menganut agama Islam.
Namun melihat kesungguhan dari ajudan tampan ini yang rela berpindah agama demi gadis yang dicintainya, pada akhirnya keluarga bisa menerima pilihannya dengan tangan terbuka.
Bahkan, demi bisa mempersunting pujaan hatinya, Pierre Tendean bahkan bekerja mengemudikan traktor di pengerjaan jalan Silang Monas untuk menambah penghasilannya.
Pada tanggal 31 Juli 1965, Ajudan tampan ini menyempatkan waktunya untuk menemui keluarga Rukmini untuk melamar.
Dari pertemuan itu diputuskan bahwa keduanya akan menikah pada bulan November 1965.
Sejak 15 April 1965, Pierre Tendean dinaikkan pangkatnya menjadi Lettu dan ditugaskan sebagai Ajudan MenkoHankam KASAB, Jenderal A.H. Nasution.
Pierre Tendean menjadi ajudan Jenderal Nasution yang termuda, baik usia maupun dinasnya sebagai seorang militer.
Artikel Terkait
Menyikapi Film Pengkhianatan G30S PKI
Kilas Balik Film Pengkhianatan G30S PKI, Amoroso Katamsi: Apa Iya, Saya Mirip Pak Harto?
Hadapi Trauma Pascapemberontakan G30S-PKI, Ilham Aidit dan Agus Widjojo Bagikan Sepenggal Kisah
Persoalan G30S PKI, Sekum PP Muhammadiyah: Diperlukan Kesadaran Kebangsaan dan Kebesaran Jiwa