Dokter Anjurkan Favipiravir jadi Obat Covid-19 Gantikan Oseltamivir

- Senin, 26 Juli 2021 | 18:00 WIB
Oseltamivir (Nugroho Wahyu Utomo)
Oseltamivir (Nugroho Wahyu Utomo)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Favipiravir akan menggantikan obat Oseltamivir sebagai antivirus bagi pasien positif Covid-19. Hak ini seiring varian Delta yang terus meluas, sehingga permintaan obat untuk terapi pasien covid-19 pun terus meningkat.

"Favipiravir akan mengganti Oseltamivir sebagai obat antivirus," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/7), seperti dikutip dari Katadata.co.id.

Lima profesi dokter di Indonesia telah mengkaji dampak Favipirafir dan Oseltamivir terhadap mutasi varian delta. Para dokter itu pun menganjurkan penggunaan Favipiravir kepada pasien.

Baca Juga: Jalur Distribusi Dibuka, Menkes Targetkan 9.000 Apotek Suplai Obat COVID-19

Stok Favipiravir saat ini telah mencapai 6 juta tablet di seluruh Tanah Air. Budi berharap, produksi obat tersebut akan meningkat pada Agustus mendatang.

Indonesia pun telah memiliki kapasitas produksi Favipiravir mencapai 2-4 juta tablet per hari. Salah satu produsen, PT Kimia Farma Tbk mampu memproduksi antivirus tersebut hingga 2 juta tablet per hari.

Di luar itu, Dexa Medica akan mengimpor 15 juta tablet Favipiravir pada Agustus. Kemudian, pemerintah akan mengimpor 9,2 juta tablet dari beberapa negara mulai bulan depan.

Baca Juga: PPKM Level 4 Dilonggarkan, Hendi Bolehkan Pengunjung Makan di Tempat 30 Persen

"Dan ada pabrik baru yang rencananya mulai Agustus akan produksi 1 juta Favipiravir setiap hari," kata Budi.

Sementara, stok Oseltamivir tetap akan disediakan sebanyak 12 juta kapsul hingga Agustus sebelum dialihkan menjadi Favipiravir secara bertahap. Di luar obat itu, pemerintah juga berupaya menyediakan pasokan obat terapi Covid-19 lainnya, yaitu Azithromycin, Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas.

Saat ini, stok Azithromycin secara nasional mencapai 11,4 juta tablet. Kapasitas produksi dinilai mencukupi dengan jumlah produsen lokal sebanyak 20 pabrik.

Namun, Budi mengakui sempat ada hambatan distribusi Azithromycin. "Setiap hari saya konsultasi dengan teman-teman farmasi untuk memastikan obat bisa masuk ke apotik," ujarnya.

Baca Juga: Hanya Ada di PPKM Level 3-4, Makan di Warung Diawasi Satpol PP

Selain itu, pemerintah juga mengimpor tiga obat yang tidak diproduksi di dalam negeri, yaitu Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas. Rencananya, pemerintah akan mengimpor 150 ribu tablet Remdesivir pada Juli dan 1,2 juta tablet pada Agustus. Selain itu, RI juga mempersiapkan produksi Remdesivir di dalam negeri.

Halaman:

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Sumber: Kata Data

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X