BANDUNG, suaramerdeka.com - Dirut Bio Farma, Honesti Basyir mengungkapkan bahwa begitu mendapat izin penggunaan darurat, pihaknya siap memproduksi vaksin IndoVac sebanyak 20 juta dosis pada tahap awal.
Meski belum bisa dipastikan, dia menyebut emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terhadap vaksin yang namanya berasal dari Presiden Jokowi itu dijadwalkan rilis pada pertengahan September 2022.
"Dengan demikian, IndoVac bisa digunakan untuk vaksinasi individu berusia 18 tahun ke atas secara massal," katanya Rabu 7 September 2022.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Semarang 8 September 2022: Berawan, Ada Potensi Diguyur Hujan Ringan
Dosis sebanyak itu, jelas Honesti, bisa dikejar untuk pemenuhan kebutuhan hingga akhir tahun ini.
Pasalnya, BUMN farmasi menargetkan produksi dua kali lipat hingga 40 juta dosis pada 2023.
Bahkan, pada 2024, bisa digenjot hingga 100 juta merujuk pada kebutuhan.
Baca Juga: Aksi Damai Dukung Penyesuaian Harga BBM, Massa Minta Pengalihan Subsidi Dikawal Ketat
Bersamaan dengan itu, secara paralel, Bio Farma juga sudah memulai uji klinis untuk vaksin lanjutan (booster) sejak 1 September lalu.
Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis) dari BPOM untuk uji klinis vaksin IndoVac booster tersebut sudah dikantongi.
Artikel Terkait
Bio Farma: Sudah 432 Juta Dosis Vaksin Covid-19 yang Disuntikkan ke Masyarakat
Takeda Bakal Perusahaan Obat Jepang Pertama yang Jual Vaksin ke Luar Negeri
Kementan: Meski Kasus PMK Turun, Vaksin Jalan Terus
Hasil Tes Cepat Covid-19 Dihapus, Penumpang Kereta Api Wajib Sudah Vaksin Dosis Ketiga
Nah Low ! Vaksin Covid-19 Hibah Negara Sahabat Mengalami Kadaluarsa Segera Dimusnahkan