NEW YORK, suaramerdeka.com – Seiring pelaku pasar berlomba untuk mengambil manfaat dari harga yang telah terdiskon ke level terendah dua bulan yang disentuh pada sesi sebelumnya, minyak mentah berjangka rebound pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Harga acuan minyak global telah jatuh dari puncaknya di atas 77 dolar AS yang dicapai pada awal Juli. Nilai tersebut menjadi yang tertinggi sejak akhir 2018.
Untuk pengiriman September, minyak mentah berjangka Brent terangkat 73 sen atau 1,1 persen, menjadi berakhir di 69,35 dolar AS per barel, setelah turun 6,8 persen pada Senin (19/7/2021).
Baca Juga: Perpanjangan PPKM Diperlukan Demi Memutus Penyebaran Covid-19
Untuk pengiriman Agustus, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) bertambah 1,0 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi menetap di 67,42 dolar AS per barel di hari terakhir perdagangannya
WTI sempat mencapai level terendah 65,21 dolar AS pada Selasa (20/7/2021). WTI anjlok 7,5 persen pada Senin (19/7/2021).
Kekhawatiran kehancuran permintaan di tengah meningkatnya kasus Covid-19, mendorong aksi jual serta minyak sekitar 7,0 persen lebih rendah dan memukul aset-aset berisiko lainnya.
Pasar minyak juga melemah di tengah berita bahwa Organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah mencapai kesepakatan untuk meningkatkan pasokan dalam beberapa bulan mendatang.
Baca Juga: Percepat Target Vaksinasi, Dianggarkan Rp 1,96 Triliun untuk Vaksinator
"Ada pemetik terbawah yang mencoba masuk ke penurunan ini," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York, dikutip dari Reuters.
Yawger menyebut, kontrak WTI untuk pengiriman Agustus menambah volatilitas ke pasar.
Kontrak berjangka WTI bulan depan berikutnya, September, naik 94 sen atau 1,4 persen, menjadi 67,29 dolar AS per barel.
Harga-harga minyak memangkas kenaikan dalam perdagangan setelah jam kerja (perdagangan reguler) setelah angka industri secara tak terduga menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin AS.
Masing-masing naik 806.000 barel dan 3,3 juta barel, pekan lalu, menurut dua sumber pasar, mengutip American Petroleum Institute.
Jika dikonfirmasi oleh angka pemerintah pada Rabu waktu setempat, penarikan stok minyak mentah akan mengakhiri penurunan persediaan selama delapan minggu.
Artikel Terkait
Di Tengah Ekspektasi Lebih, Harga Minyak Dunia Jatuh Lebih dari 1 Dolar Per Barel
Kesepakatan OPEC+ Membuat Harga Minyak Merosot Sekitar 5 Dolar AS