"Artinya kan penggunaan media sosial juga tidak sporadis. Jadi kan harus dilihat juga apa pesannya, siapa pengisi kontennya, lalu siapa saja segmentasinya. Walaupun masing-masing pribadi, tetapi kan isunya harus sama, tidak boleh beda. Oleh karena itu harus di-setting betul, didesain betul media sosial itu dengan cara-cara yang baik, dengan konten-konten yang positif," imbuhnya.
Baca Juga: Bisikan Dewa Langit, Akan Ada 3 Zodiak yang Berenang di Lautan Cuan, Salah Satunya Anda?
Ujang menambahkan saat ini media sosial tidak bisa dihindari. Oleh karenanya, harus dimanfaatkan untuk berbagai hal positif.
"Jadi media sosial digunakan untuk hal-hal yang positif, jangan hal-hal yang negatif. Bukan untuk menebar hoax, memecah belah masyarakat, tetapi untuk bersosialisasi, berkampanye," pungkasnya.
Pengamat Media Sosial dari Komunikonten Hariqo Satria menyatakan bahwa saluran media sosial harus digunakan para politisi untuk mengkomunikasikan program mereka dan menepati janji kampanye.
Baca Juga: Bersyukurlah 6 Zodiak Ini, Bakal Mendapat Rezeki Nomplok, Alhamdulillah, Bisa Buat Bayar Cicilan
Konten yang dihasilkan tentunya harus informatif dan seturut selera penggunanya.
“Kaitan dengan pejabat publik lewat sosial media dia memberikan informasi dan menjawab semua janji-janji. Namun yang itu agak kurang, ya keberanian dari pejabat menunjukan janji saya ini dan ini lho sudah dipenuhi. Dari situ bisa muncul keterbukaan, termasuk memberi informasi juga jika ada kendala-kendala,” katanya.
Konten yang ditampilkan para elit politik, harus informatif dan kekinian.
“Dalam lima tahun terakhir, trend itu vide. Belakangan masyarakat suka dengan konten yang mendalam, orang mencari podcast yang berkualitas,” sebut Hariqo.
Artikel Terkait
Pengamat: KIB belum Solid, Golkar Bisa Berubah Soal Capres
Partai Golkar Sepakat Airlangga Hartarto Capres 2024, Namun Elektabilitas Harus Didongkrak
Airlangga Hartarto Minta Kader Muda Golkar Siap Hadapi Perubahan Iklim
Golkar-PSI PDKT, Airlangga Hartarto Bertekad Jauhi Politik identitas di Pemilu 2024
PSI Punya Basis Pemilih Berbeda dari Golkar, Pengamat: Tidak Khawatir Terjadi Tumpang Tindih