SEMARANG, suaramerdeka.com - Adanya penyekatan jalan saat PPKM Darurat banyak dikeluhkan sopir truk angkutan barang.
Mereka harus menunggu berhari-hari agar bisa lewat dan harus memutar jalan lebih jauh untuk sampai tujuan. Ditambah lagi syarat antigen yang harus ditunjukkan jika melewati beda Kabupaten kota atau provinsi.
Agus Yuda dari Asosiasi Pengemudi Nusantara mengungkapkan saat penyekatan PPKM Darurat ini serba sulit karena harus memutar lewat tol dengan tambahan biaya tol serta solar.
"Ditambah harus antigen yang dilakukan berlaku 1x24 jam. Padahal kita mengantar barang pasti lebih dari satu hari. Kalau setiap hari di colok hidungnya pasti sakit," katanya dalam Konferensi Pers terkait 'Menyikapi Dampak PPKM Darurat terhadap Kelancaran Jalur Distribusi Logistik (Isu Pengalihan Arus dan Syarat Rapid Test) yang berlangsung secara daring, Kamis 8 Juli 2021.
Baca Juga: Sekolahkan Anak, Orangtua Jangan Lupa untuk Banyak Literasi
Ia pun mengaku jika harus 1x24 jam syarat swab antigen, uang yang seharusnya untuk keluarga dirumah terpaksa harus dikeluarkan untuk biaya swab. Agus berharap agar syarat antigen bisa berlaku lama tidak hanya 1x24 jam.
Wakil Ketua Bidang Angkutan Distribusi dan Logistik DPD Aptrindo Jateng dan DIY, Agus Pratiknyo menyatakan, bahwa PPKM Darurat dalam pelaksanaannya diluar pemikiran kita.
Ia juga mengeluhkan terkait diwajibkannya Rapid Antigen untuk pengemudi angkutan barang. Pasalnya selama PPKM Darurat, para pengemudi angkutan barang diharuskan melakukan tes Rapid Antigen setiap kali masuk perbatasan wilayah saat mendistribusikan barang.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Belum Membaik, UGM Bantu Pasokan Oksigen dan Peralatan Isolasi
"Kalau setiap 2 hari sekali harus melakukan swab antigen, lama-lama hidungnya malah bengkak, belum lagi biayanya harus ditanggung sendiri," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta supaya program vaksin untuk pengemudi angkutan barang bisa dipermudah. Menurutnya, ada sejumlah pabrik yang menolak kedatangan para pengemudi angkutan barang lantaran belum mempunyai sertifikat vaksin.
Ketua DPC Aptrindo se ex Karisidenan Pekalongan (Brebes, Tegal, Pemalàng dan Pekalongan), Ari Andrian menambahkan pabrik sekarang menerapkan protokol kesehatan ketat terutama penanaman modal asing yang meminta sopir harus menunjukkan antigen negatif.
Baca Juga: Ini 8 Prosedur Isolasi Mandiri yang Baik dan Benar Menurut Kemenkes
"Semua driver dan kernet wajib Rapid Antigen sebelum masuk pabrik. Kami harus mengeluarkan biaya lebih, belum lagi harus bayar tol, dan untuk sampai di tempat bongkaran harus muter-muter terlebih dahulu," ungkapnya.
Artikel Terkait
Muatan Sepi, Pengusaha Truk Mulai Kembang Kempis
Rapid Antigen Sebabkan Refund Penumpang Garuda Hingga 3 Persen
Menolak Tes Rapid Antigen, Belasan Pengendara Diminta Putar Balik
Video Perampasan Pengemudi Truk di Cilincing Viral, Ini Kata Aptrindo Jateng
Pemudik Balik ke Jakarta akan Dites Rapid Antigen
Kemenkes Didesak Atur Ulang Harga Tes Rapid Antigen, Ketua YLKI: Terlalu Mahal
PPKM Darurat, Aptrindo Jateng DIY Keluhkan Truk Logistik Harus Masuk Tol