BANDUNG, suaramerdeka.com - PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya bagi kemandirian ekonomi masyarakat, termasuk bagi penyandang disabilitas.
Kali ini, mereka berkerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Bandung dan Bandung Barat melaksanakan pelatihan keterampilan daur ulang kertas dan pembuatan handycraft.
Pelatihan yang menjadi bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) itu berlangsung selama 4 hari di Sentra Wyata Guna, Kota Bandung.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Harian Bertambah 4.170 pada Sabtu, Jawa Tengah Sumbang 298 Kasus
Dalam pelaksanaannya, PLN menggandeng pula Yayasan Kreatif Usaha Mandiri dan Alami (Kumala).
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah, Djarot Hutabri EBS menjelaskan bahwa langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan serta menciptakan produk kreatif yang dapat menjadi salah satu sumber penghasilan.
"Selain itu, program ini kita harap jadi metode untuk mengedukasi masyarakat bahwa sampah dapat diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Jadi, tidak hanya dari segi pendidikan, program pelatihan ini juga memberikan manfaat dari segi lingkungan dan ekonomi," katanya dalam keterangannya, Sabtu (27/8/2022).
Baca Juga: Terbongkar! Ini Besaran Gaji dan Tunjangan Bharada E hingga Pati Polisi Sekelas Ferdy Sambo
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat Sri Dustirawati menambahkan program itu tak hanya bertujuan meningkatkan kemampuan peserta tapi dapat menjadi ajang bertukar informasi hingga memperluas pasar.
“Mudah-mudahan ini bisa makin meningkatkan kemampuan para peserta. Melalui pelatihan ini selain dapat mengembangkan diri, meningkatkan keterampilan, juga saling bertukar informasi hingga memasarkan produk-produk demi meningkatkan kualitas hidup para penyandang disabilitas," ujarnya.
Ketua Yayasan Kumala, Dindin Komarudin, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut menggunakan konsep re-share. Narasumber yang memberikan pelatihan adalah peserta dari pelatihan yang diadakan oleh Yayasan Kumala sebelumnya.
Baca Juga: Ini Daftar Aset Mewah Ferdy Sambo, Koordinator MAKI: Gaji Jenderal Bintang Dua Mana Cukup
“Kami juga berharap ke depannya, para peserta bisa menekuni sampai bisa produksi sendiri dan menjadi pelatih untuk membagikan ilmunya secara lebih luas kepada rekan-rekan disabilitas lainnya," kata Didin.
Kuswara, salah satu penyandang disabilitas asal Bandung Barat dipercaya membagikan pengalamannya selama mengikuti pelatihan tersebut. Keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat dirinya untuk terus berkarya dan meningkatkan taraf hidupnya.
“Senang bisa ikut kegiatan ini karena sebelumnya saya juga menjalankan usaha kerajinan dari bahan karet. Paling suka kegiatan membuat handycraft karena seru, ada teknik pelipatan dan pengeleman yang harus dikuasai. Selama empat hari kami dapat ilmu lebih untuk mengolah barang bekas menjadi barang baru yang bernilai guna,” jelas Kuswara.
Artikel Terkait
Ajang PeSONas 2022, Perhatian Terhadap Penyandang Disabilitas
DPRD Matangkan Raperda Hak Penyandang Disabilitas, Semua Sekolah Menengah Jateng Wajib Inklusi
Kegiatan Sosial, Penyandang Disabilitas dan Pelajar Berprestasi Dapat Laptop Gratis
Wujudkan Posyandu Inklusi yang Berkualitas, Balita Penyandang Disabilitas Perlu Diikutsertakan